Ikut Puasa Arafah Arab atau Pemerintah Indonesia? Buya Yahya: Jangan Mengatakan Ini Salah
Pendakwah Buya Yahya jelaskan hukum laksanakan sahur saat adzan Subuh berkumandang--Tangkapan layar/YouTube Al-Bahjah TV--
JAKARTA, LINGGAUPOS.CO.ID - Sebentar lagi umat muslim sedunia merayakan Hari Raya Idul Adha 1444 Hijriah.
Sebelum memasuki Hari Raya Idul Adha atau lebaran haji tersebut ada puasa sunah yang ditunaikan yakni Puasa Arafah dan Tarwiyah.
Puasa Arafah adalah salah satu amalan sunnah yang disyariatkan dalam Islam.
Rasulullag SAW menganjurkan umat Islam yang sedang tidak melaksanakan proses wukuf untuk berpuasa Arafah agar mendapat keberkahan di hari Arafah.
BACA JUGA:Dahulukan Puasa Arafah atau Puasa Hutang? ini Penjelasan Buya Yahya
BACA JUGA:Wajib Tahu! Hukum Kurban Idul Adha dari Orang yang Tidak Salat dan Puasa
Polemik perbedaan menjalankan puasa Arafah memang sangat mencuri perhatian masyarakat.
Tidak jarang, perbedaan puasa arafah ini menjadi sebuah perdebatan. Padahal adanya perbedaan tersebut sudah terjadi berulang kali.
Agar tidak bingung, sejumlah penceramah ikut memberikan solusi tegas lebih baik ikut puasa arafah yang mana.
Penceramah yang turut meluruskan perihal puasa arafah ini adalah pemilih pondok pesantren Al-Bahjah, Buya Yahya.
BACA JUGA:Ini Niat Puasa Zulhijah Lengkap dengan Bacaan Latin dan Artinya
BACA JUGA:Ini Alasan Jokowi Setujui Libur Idul Adha 2023 Jadi 3 Hari, Muhammadiyah Berterima Kasih
Buya Yahya mencoba mengatasi kebuntuan, mengingat di tahun 2023 ini pelaksanaan puasa arafah di Indonesia dan Arab Saudi kembali berbeda.
Otomatis, perbedaan puasa arafah tahun ini akan mempengaruhi pelaksaan Idul Adha 1444 H juga.
Masyarakat pun akan merasabingung, harus ikuti puasa arafah sesuai dengan tanggal wukuf di Arab Saudi atau mengikuti keputusan pemerintah?
Menurut Buya Yahya, perbedaan Idul Adha ini sudah pernah terjadi sebelum-sebelumnya.
BACA JUGA:Soal Penyembelihan Hewan Kurban, Warga Muhammadiyah Wajib Perhatikan Imbauan Ini
BACA JUGA:Kapan Waktu Menyembelih Hewan Kurban? ini Penjelasan Ketua PP Muhammadiyah Syamsul Anwar
Buya Yahya membahas soal puasa Arafah yang biasa dilakukan pada 9 Dzulhijah.
"Kalau anda berada di Makkah, maka puasa anda bareng dengan orang wukuf di Arafah, karena anda ada di Saudi," ujar Buya Yahya, dilansir dari YouTube Al-Bahjah TV, Rabu 21 Juni 2023
"Kalau anda ada di luar Saudi, puasa anda (tetap) tanggal 9. Cuma di Indonesia tanggal 9 itu kapan?," sambungnya.
Buya Yahya berpendapat, jika orang Indonesia hendak mengikuti 9 Dzulhijah di Arab Saudi maka tidak salah. Pasalnya, pelaksaan itu bisa saja mengacu pada pendapat Imam Malik.
BACA JUGA:3 Keutamaan Puasa Zulhijah dan 3 Lafal Niatnya
Diketahui ada dua pendapat dari Imam Malik dan Imam Syafii terkait penetapan Idul Adha ini.
"Artinya apa, hari ini anda puasa arafah, besok kita sembelih Qurban bareng Saudi, sah secara fikih. Jangan ada yang mengatakan ini salah," ujarnya.
Akan tetapi masyarakat Indonesia juga sangat boleh mengikuti puasa sesuai dengan ketentuan pemerintah tanpa harus ikuti wukuf di Arab Saudi.
Karena hal itu berdasarkan pendapat dari mazhab imam Syafi'i secara fikih, dan itu tetap sah.
BACA JUGA:Ini Lokasi Salat Idul Adha 2023 Muhammadiyah di Musi Rawas, Ada yang Digabungkan
BACA JUGA:Puasa Arafah Kapan? NU Berbeda Muhammadiyah, ini Penjelasan KH Cholil Nafis
"Jika ada perbedaan pendapat semacam ini, mana yang boleh anda pilih? secara fikih anda boleh (pilih) salah satu," tandas Buya Yahya.
Ustaz Riza Basalamah Tegas Kasih Kepastian Soal Puasa Arafah Ikut Arab atau Pemerintah
Menurut Riza Basalamah, adanya perbedaan ini sangat umum dan tidak akan jadi masalah dalam pelaksanaanya.
"Insya Allah gak ada masalah, mereka mau wukuf atau ga wukuf kita puasa tanggal 9 tersebut," ujar Ustaz Syafiq, dilansir dari YouTube Sisi Lain, Selasa 20 Juni 2023.
BACA JUGA:Keyla Azzahra Purnama, Paskibraka Nasional dari Lubuklinggau, Atlet Voli yang Biasa Hidup di Asrama
BACA JUGA:Cuma di Jaman Jokowi, Libur Idul Adha 2023 Serasa Idul Fitri, ini Rinciannya
"Yang jadi masalah memang kalau ternyata di sini tanggal 9 di sana tanggal 8, artinya ketika tanggal 9 di arafah kita lebaran dan ini ga mungkin kita puasa, terus gimana? ya gak ada masalah karena memang semua negeri itu punya rukyat sendiri," sambungnya.
Lanjut Ustaz Syafiq, pesoalan ini sepertinya sama seperti penentuan awal ramadhan.
"Sama saja, dari sisi melihat hilal, apakah setiap negeri itu punya hilal sendiri sehingga mereka menentukan tanggal itu sesuai yang mereka lihat," ujarnya.
"Mereka lihat, ya mereka puasa gitu. Apa kita harus ikut Saudi? jadi pendapat yang lebih kuat setiap negeri itu punya matlah munculnya hilal sendiri-sendiri sehingga puasanya ikut negeri kita, gak ikut negeri lain," tambah Ustaz Syafiq Basalamah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: disway.id