Puasa Arafah Kapan? NU Berbeda Muhammadiyah, ini Penjelasan KH Cholil Nafis

Puasa Arafah Kapan? NU Berbeda Muhammadiyah, ini Penjelasan KH Cholil Nafis

Ketua MUI Bidang Dakwah, Muhammad Cholil Nafis-(Foto: @cholilnafis/Instagram)---

JAKARTA, LINGGAUPOS.CO.ID - Puasa Arafah 2023 ditunaikan satu hari sebelum pelaksanaan Hari Raya Idul Adha 1444 Hijriah.

Pemerintah maupun organisasi masyarakat (ormas) berbasis keagamaan seperti Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah telah menetapkan hari raya kurban.

Puasa sunnah satu ini sangat dianjurkan karena memiliki dua keutamaan, pertama umat muslim yang berpuasa di hari Arafah akan dihapuskan dua tahun dosa-dosanya yakni dosa setahun yang lalu dan satu tahun yang akan datang.

Kedua, orang yang berpuasa di hari Arafah dibebaskan dari segala macam siksa neraka. Hal ini berdasarkan hadis Rasulullah SAW berikut ini. "Tidak ada hari di mana Allah membebaskan hamba dari neraka lebih banyak daripada Hari Arafah, dan sungguh Dia mendekat lalu membanggakan mereka  di depan para Malaikat dan berkata: 'Apa yang mereka inginkan?" (HR Muslim).

BACA JUGA:Keyla Azzahra Purnama, Paskibraka Nasional dari Lubuklinggau, Atlet Voli yang Biasa Hidup di Asrama

BACA JUGA:Cuma di Jaman Jokowi, Libur Idul Adha 2023 Serasa Idul Fitri, ini Rinciannya

Lalu, kapan jadwal umat muslim bisa melaksanakan puasa Arafah mengingat Hari Raya Idul Adha 2023 jatuh pada haru yang berbeda?

Pada 10 hari pertama bulan terakhir Hijriah atau Dzulhijjah, umat Islam dianjurkan menunaikan ibadah puasa.

Bulan Dzulhijjah ini bukan saja termasuk dalam asyhurul hurum, tetapi juga ada hadits Nabi Muhammad SAW yang menyatakan keutamaan puasa di bulan tersebut.

Disebutkan keutamaan puasa pada awal bulan Dzulhijjah, dilipat gandakan pahala, penghapusan dosa dan hari pembebasan dari siksa neraka.

BACA JUGA:Makin Panas, Nama Mantan Bupati Muratara Disebut Dalam Dakwaan Suap Proyek PUPR

BACA JUGA:Satu JCH Asal Lubuklinggau Masih Dirawat, Jemaah Haji Indonesia di Mekah Dapat Menu Nusantara

Adapun waktu pelaksanaan puasa sunnah Dzulhijjah itu, pada tanggal 1 - 9 Dzulhijjah. Khusus tanggal 8 dinamakan puasa Tarwiyah dan tanggal 9 Dzulhijjah dinamakan puasa Arafah.

Sedangkan keutamaan puasa Arafah 9 Dzulhijjah yang disabdakan Nabi Muhammad SAW yaitu :  

“Puasa Arafah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyura (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu” (HR Muslim).

Namun terkait kapan dalam pelaksanaan waktu puasa Arafah, umat Islam berbeda pandangan.

BACA JUGA:Jemaah Haji Harus Hindari 6 Kegiatan Ini, Jika Tidak Bisa Jadi Masalah

BACA JUGA:Terbaru! Syarat Uji SIM Harus Punya Sertifikat Sekolah Mengemudi

Khususnya di Indonesia, terdapat berbedaan penetapan antara organisasi keagamaan Muhammadiyah dengan Nahdlatul Ulama (NU) dan Pemerintah.

Pemerintah telah menetapkan Hari Raya Idul Adha 1444 H/2023 M (10 Dzulhijjah 1444 H) jatuh pada Kamis 29 Juni 2023. Berarti 9 Dzulhijjah 1444 H yakni Rabu 28 Juni 2023.

Sedangkan PP Muhammadiyah, Hari Raya Idul Adha 2023 jatuh pada tanggal Rabu 28 Juni 2023, maka jadwal puasa Arafah Muhammadiyah adalah Selasa 27 Juni 2023.

Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Cholil Nafis mengungkapkan, puasa Arafah yang dianjurkan dilaksanakan setiap tanggal 9 Dzulhijah tidak ada kaitannya dengan wukuf di Arafah.

BACA JUGA:Tidak Lulus UTBK SNBT Unsri, Masih Bisa Ikuti USMB, ini Caranya

BACA JUGA:Amalan yang Pas untuk 10 Hari Pertama di Bulan Zulhijah

"Puasa Arafah itu tidak terkait dengan orang wukuf di Arafah, tapi berkenaan dengan tanggal 9 Dzulhijjah," katanya saat Ikhbar Idul Adha 1444 H di PBNU Jalan Kramat Raya 164, Jakarta.

Kiai Cholil Nafis menjelaskan, NU berpegang pada pendapat yang menegaskan perbedaan wilayah menunjukkan perbedaan waktu.

"Kita menganut pada ta'addudul mathali, perbedaan masing-masing wilayah terhadap melihatnya hilal," ujar Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Dakwah itu.

Perbedaan waktu karena beda wilayah ini, terang Kiai Cholil, dapat dianalogikan dengan ketidakasamaan waktu Dzuhur.  

BACA JUGA:Permintaan Libur Idul Adha 2023 Dipenuhi, Berikut Respon Muhammadiyah

BACA JUGA:Wajib Tahu! ini 4 Larangan bagi Panitia Kurban, Nomor 3 Sering Terjadi di Masyarakat?

"Dianalogikan antara waktu Dzuhur di Indonesia dan Arab Saudi berbeda. Itu menunjukkan wilayah itu adalah berbeda dengan waktunya," ujar Pengasuh Pondok Pesantren Cendekia Amanah, Depok, Jawa Barat itu.  

Pandangan demikian ini, menurutnya, sudah menjadi keputusan Muktamar Ke-30 NU Tahun 1999 di Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur.

PBNU mengikhbarkan bahwa 1 Dzulhijjah 1444 H jatuh bertepatan dengan Selasa 20 Juni 2023 M.

Keputusan ini didasarkan atas laporan rukyatul hilal yang tidak berhasil melihat hilal di seluruh titik di Indonesia.

BACA JUGA:Sungguh Aneh, Pria Asal Jambi ini Lebih Takut Kepada Leasing Ketimbang Polisi Muratara, Begini Pengakuannya

BACA JUGA:Berikut Rincian Libur Idul Adha 2023 Terbaru, ini Penjelasan MenPAN-RB

"Awal bulan Dzulhijjah tahun 1444 H bertepatan dengan Selasa Pahing 20 Juni 2023 M (mulai malam Selasa) atas dasar istikmal," kata Wakil Ketua Umum PBNU KH Zulfa Mustofa.

Artinya, Hari Arafah, 9 Dzulhijah 1444 H akan jatuh bertepatan dengan Rabu, 28 Juni 2023 M. Sementara Idul Adha, 10 Dzulhijjah 1444 H akan terjadi pada Kamis, 29 Juni 2023 M.

Diketahui, Pemerintah telah menetapkan Hari Raya Idul Adha 1444 H/2023 M jatuh pada Kamis, 29 Juni 2023. Hal ini diumumkan dalam konferensi pers hasil sidang isbat awal Zulhijah 1444 H, Minggu (18/6/2023) petang.

"Sidang isbat secara mufakat bahwa 1 Zulhijah 144 H jatuh pada hari Selasa tanggal 20 Juni 2023 Masehi dan Hari Raya Idul Adha jatuh pada hari Kamis tanggal 29 Juni 2023 Masehi," kata Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa'adi.

BACA JUGA:Pria Jambi Ngaku Jadi Korban Begal di Danau Rayo Muratara, Cek di Sini Kebenarannya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: disway.id