Fenomena Perbedaan Pendapat di Media Sosial: Antara Kebebasan dan Etika

Fenomena Perbedaan Pendapat di Media Sosial: Antara Kebebasan dan Etika

Melani Sabela--

Oleh: Melani Sabela *)

Perkembangan media sosial di era digital telah mengubah cara masyarakat menyampaikan pendapat dan menyikapi berbagai isu. 

Media sosial kini menjadi ruang terbuka bagi siapa saja untuk berbagi pandangan, kritik, maupun saran. 

Dalam konteks ini, perbedaan pendapat merupakan hal yang wajar dan tidak dapat dihindari dalam kehidupan bermasyarakat.

BACA JUGA:Tantangan Guru Masa Kini: Mengembalikan Makna Belajar

Namun, realitas di lapangan menunjukkan bahwa perbedaan pendapat di media sosial tidak selalu diiringi dengan sikap saling menghargai. 

Diskusi yang seharusnya bersifat konstruktif terkadang berkembang menjadi perdebatan yang kurang produktif akibat penggunaan bahasa yang kurang tepat dan minimnya pengendalian diri. 

Kondisi ini berpotensi menimbulkan kesalahpahaman serta mengganggu keharmonisan sosial.

Kebebasan berpendapat merupakan hak setiap warga negara dan menjadi bagian penting dari kehidupan demokrasi. 

BACA JUGA:Kebijakan Lingkungan 2025: Antara Ambisi dan Realitas

Meski demikian, kebebasan tersebut perlu dijalankan dengan penuh tanggung jawab. 

Penyampaian pendapat di ruang digital seharusnya mempertimbangkan etika komunikasi, menghindari provokasi, serta mengedepankan sikap saling menghormati. 

Dengan demikian, media sosial dapat menjadi sarana dialog yang sehat dan bermanfaat.

Sebagai ruang publik, media sosial memiliki pengaruh yang luas terhadap pembentukan opini masyarakat. 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber: