Fenomena Perbedaan Pendapat di Media Sosial: Antara Kebebasan dan Etika

BACA JUGA:Pengaruh Ekonomi Digital dan Gig Economy Terhadap Generasi Z

Informasi dan pendapat yang disampaikan dapat dengan cepat menyebar dan memengaruhi cara pandang banyak orang. 

Oleh karena itu, perbedaan pendapat sebaiknya dimaknai sebagai kesempatan untuk bertukar pemikiran dan memperluas wawasan. 

Kritik yang disampaikan secara argumentatif dan santun akan mendorong terciptanya diskusi yang edukatif.

Fenomena ini juga menunjukkan pentingnya penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan digital. 

BACA JUGA:Banjir Tahunan dan Kurangnya Kesadaran Lingkungan Masyarakat

Nilai kemanusiaan mengajarkan pentingnya menghargai sesama, nilai persatuan menekankan perlunya menjaga kebersamaan di tengah perbedaan, sementara nilai musyawarah mendorong dialog yang terbuka dan saling mendengarkan. 

Penerapan nilai-nilai tersebut dapat menjadi landasan dalam membangun budaya bermedia sosial yang lebih sehat.

Mahasiswa sebagai bagian dari generasi muda memiliki peran strategis dalam menciptakan ruang digital yang positif. 

Dengan kemampuan berpikir kritis dan sikap intelektual, mahasiswa diharapkan mampu menjadi contoh dalam menyampaikan pendapat secara rasional, objektif, dan beretika. 

BACA JUGA:Bullying di Sekolah Masalah Serius yang Tidak Boleh Dianggap Biasa

Peran ini penting agar media sosial tidak hanya menjadi sarana ekspresi, tetapi juga wadah edukasi dan pembelajaran bersama.

Pada akhirnya, perbedaan pendapat di media sosial bukanlah sesuatu yang perlu dihindari, melainkan dikelola dengan bijak. 

Dengan mengedepankan etika, toleransi, dan nilai-nilai kebangsaan, media sosial dapat menjadi ruang yang kondusif bagi tumbuhnya kesadaran kritis sekaligus memperkuat persatuan dalam kehidupan bermasyarakat.

*) Penulis adalah Mahasiswa Mahasiswa Institut Teknologi Muhammadiyah Sumatera (ITMS)

Sumber: