Pancasila Sebagai Kompas Etika Anak Muda Milenial
Ajeng Tri Wahyuni--
Oleh: Ajeng Tri Wahyuni *)
Di tengah arus globalisasi dan perkembangan teknologi yang semakin pesat, generasi muda milenial dihadapkan pada berbagai pilihan nilai dan gaya hidup.
Media sosial, budaya populer, dan arus informasi global sering kali membentuk cara berpikir dan bersikap anak muda.
Dalam situasi ini, Pancasila seharusnya tidak hanya dipahami sebagai simbol negara, tetapi sebagai kompas etika yang menuntun perilaku dan karakter generasi milenial.
BACA JUGA:Program Balita Sehat, Generasi Emas Musi Rawas: Wujud Nyata Pengamalan Pancasila
Pancasila mengandung nilai-nilai universal yang tetap relevan dengan kehidupan modern. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, misalnya, mengajarkan pentingnya moralitas dan tanggung jawab spiritual di tengah kebebasan berekspresi.
Bagi anak muda milenial, nilai ini dapat menjadi pengingat bahwa kebebasan di ruang digital tetap harus dibatasi oleh etika dan kesadaran moral.
Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab menegaskan pentingnya empati dan penghormatan terhadap sesama.
Dalam realitas media sosial yang penuh perdebatan dan ujaran kebencian, nilai kemanusiaan sering kali terabaikan.
BACA JUGA:Menurunnya Minat Baca dan Ancaman Masa Depan Bangsa
Anak muda milenial dituntut untuk mampu menggunakan teknologi secara beradab, tidak mudah menghakimi, serta menghargai perbedaan pendapat dan latar belakang.
Nilai Persatuan Indonesia juga menjadi tantangan tersendiri bagi generasi muda. Polarisasi politik, fanatisme kelompok, dan konflik identitas kerap muncul di ruang publik digital.
Pancasila mengajarkan bahwa perbedaan bukan alasan untuk terpecah, melainkan kekayaan yang harus dijaga.
Anak muda milenial memiliki peran strategis sebagai jembatan persatuan di tengah keberagaman bangsa.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber:
