Ustaz Adi Hidayat Bedah Perbedaan Puasa Arafah di Indonesia yang Bertepatan Hari Tasyrik di Arab Saudi

Ustaz Adi Hidayat Bedah Perbedaan Puasa Arafah di Indonesia yang Bertepatan Hari Tasyrik di Arab Saudi

Ustaz Adi Hidayat beda perbedaan puasa Arafah di Indonesia yang bertepatan dengan hari Tasyrik di Arab Saudi-Foto/Tangkapan Layar/YouTube/Adi Hidayat Official---

JAKARTA, LINGGAUPOS.CO.ID - Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Agama telah menetapkan hari raya Idul Adha pada Kamis, 29 Juni 2023.

Sebentar lagi umat muslim sedunia merayakan Hari Raya Idul Adha 1444 Hijriah.

Sebelum memasuki Hari Raya Idul Adha atau lebaran haji tersebut ada puasa sunah yang ditunaikan yakni Puasa Arafah dan Tarwiyah.

Puasa Arafah adalah salah satu amalan sunnah yang disyariatkan dalam Islam.

BACA JUGA:Puasa 10 Hari Pertama Bulan Zulhijah Lebih Utama dari Jihad, ini Niat dan Keutamaannya

BACA JUGA:Ikut Puasa Arafah Arab atau Pemerintah Indonesia? Buya Yahya: Jangan Mengatakan Ini Salah

Rasulullah SAW menganjurkan umat Islam yang sedang tidak melaksanakan proses wukuf untuk berpuasa Arafah agar mendapat keberkahan di hari Arafah.

Puasa Arafah merupakan ibadah sunnah yang ditekankan agar ditunaikan

pada 9 Zulhijah. Hanya, Idul Adha 2023 terjadi perbedaan hari antara di Indonesia dan Arab Saudi.

Sedang di Mekkah, Arab Saudi, Idul Adha 2023 akan jatuh pada Rabu, 28 Juni 2023.

BACA JUGA:Pilih Ikut Puasa Arafah Arab atau Pemerintah Indonesia? ini Ketegasan Ustaz Abdul Somad

BACA JUGA:Dahulukan Puasa Arafah atau Puasa Hutang? ini Penjelasan Buya Yahya

Penetapan ini menyebabkan terjadinya perbedaan satu hari khusus untuk ibadah puasa Arafah.

Umat muslim Arab Saudi yang tak berhaji tahun ini dipastikan akan lebih dulu menunaikan ibadah puasa  Arafah 9 Zulhijah.

Puasa Arafah akan bertepatan dengan jemaah Haji yang akan wukuf sejak Ba'da Dzuhur hingga menjelang Maghrib di bukit Arafah.

Sementara itu di Indonesia sendiri puasa Arafah akan terjadi pada 28 Juni 2023, atau 10 Zulhijah di Mekkah.

BACA JUGA:Wajib Tahu! Hukum Kurban Idul Adha dari Orang yang Tidak Salat dan Puasa

BACA JUGA:Ini Niat Puasa Zulhijah Lengkap dengan Bacaan Latin dan Artinya

Hal ini menjadi polemik karena terdapat sabda Nabi Muhammad SAW yang menyebut dilarang berpuasa saat hari-hari Tasyrik.

Hari-hari Tasyrik disebut sebagai hari orang-orang makan, mengingat terdapat momentum memotong hewan kurban.

Mengenai hal ini Ustaz Adi Hidayat coba membedah permasalahan terkait perbedaan puasa Arafah di Indonesia dan Arab Saudi.

Menurutnya masalah ini sangat penting untuk dipecah agar umat Islam khususnya di Indonesia tidak kebingungan.

BACA JUGA:3 Keutamaan Puasa Zulhijah dan 3 Lafal Niatnya

BACA JUGA:Puasa Arafah Kapan? NU Berbeda Muhammadiyah, ini Penjelasan KH Cholil Nafis

Awalnya Ustaz lulus S2 Islamic Call Collage, Tripoli, Libya ini membawakan sepenggal Hadist riwayat Muslim nomor 1162 terkait pelaksanaan puasa Arafah dan keutamaannya.

"Hadist Muslim nomor 1162 dari Abu Qatadah Al Ansori, Dari Abu Qotadah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda; صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ

"Dari Abu Qatadah semoga Allah berikan ridho pada beliau menyampaikan, Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam pernah ditanya tentang puasa di hari 'Arafah.

"Hari arofah itu tanggal berapa? 9. Ingat ya, suka agak keliru, sebagian orang mengatakan shoum arofah. Kalau cuma disebutkan, Nabi mengatakan syiam Arafah, puasa arofah," ujar UAH.

BACA JUGA:Salah Satu Amalan Sunnah Jelang Idul Adha, Ini Dia Keutamaan Puasa Dzulhijjah

BACA JUGA:Selain Puasa Ramadan, Berikut 9 Puasa Sunah dan Keutamaannya, yang Terakhir Paling Unik

Kata UAH, jika pemahamannya merujuk kepada momentum, maka puasa Arafah bertetapan jemaah Haji wukuf di Arafah, Mekkah.

"Arafah itu menunjuk pada momentumnya, ya momentum orang wukuf. Jadi kalau bahasanya puasa 'arofah, maka gak ada penafsiran.

"Semua di seluruh negeri ini harus berpuasa bersamaan dengan orang wukuf. Jadi gak usah ada penafsiran.

"Jadi begitu di Saudi wukuf sekarang, kita ikut puasanya di hari itu. Jelas ya, itu kalau tidak menggunakan 'Yaum'," terangnya.

BACA JUGA:Ini Tips Mengolah Jeroan Sapi dan Resep Alternatif Idul Adha 2023

BACA JUGA:Long Weekend! Cuti Bersama Idul Adha 1444 H Mulai Rabu 28 Juni hingga 30 Juni 2023

Tetapi kata Ustaz Adi Hidayat, pemahaman dari sabda Nabi Muhammad tersebut dinilai kurang tepat.

Sebab, perkataan Nabi Muhammad bukan mengarah kepada momentum, melainkan waktu pelaksanaannya.

"Tapi kalau menggunakan 'Yaum', Yaum itu disebut 'Dzor fuzzaman, ya. Huruf yang melekatkan sesuatu pada waktunya, bukan momentumnya, menunjuk pada waktu, ya.

"Jadi Yaum itu menunjuk pada waktu. Maksudnya apa? Hadist ini ingin menegaskan, puasa ini dilakukan, bukan mengikuti momentumnya, tapi mengikuti waktunya, ya," jelas Ustaz Adi Hidayat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: disway.id