Setelah tujuh hari tujuh malam Kenayan diadu dengan buaya kumbang dan kenayan pun dapat memenangkan pertarungan.
Penduduk belum puas dengan hasilnya. Penduduk minta kembali pada raja agar diadu lagi dengan harimau kumbang penjage negeri.
Dengan ilmu dan kekuatan yang dimiliki oleh Kenayan maka dapat kembali memenangkan pertarungan.
BACA JUGA:Asal Usul Tuah Negeri, Bujang Tua Rejang Lebong Bertapa Mencari Jodoh, Merantau ke Musi Rawas
Penduduk Negeri Lubuk Penjage semakin geram dan marah, dan meminta raja agar mengadu lagi Kenanyan dengan seekor ular dan dimasukkan kedalam karung selama satu minggu.
Ular tersebut mati tetapi Kenanyan keadaanya baik-baik saja dan keluar dengan selamat.
Cobaan demi cobaan telah dilalui oleh Kenayan demi cintanya pada sang putri raja yang sangat di sayanginya.
Namun demikian penduduk Lubuk Penjage semakin geram dan marah.
BACA JUGA:Kisah Dusun Muara Beliti Musi Rawas, Si Pahit Lidah Kecewa, Sumpah Mojomanis jadi Majapahit
Mereka tidak terima kalau tuan putri yang sangat mereka puji, banggakan dan kagumi menjadi istri Kenayan.
Begitu juga dengan sang raja sebenarnya tidak menghendaki Kenayan menjadi menantunya.
Namun apa hendak dikata raja tidak mungkin menarik kembali janjinya.
Dengan perasaan yang sangat tidak senang raja mengumpulkan para mentri dan hulubalang pemuka adat dan pemuka agamanya untuk mengumumkan pernikahan Putri Sri Dewi Ningsih dengan Kenayan.
Raja meminta agar acara pernikahan ini dilangsungkan dengan sederhana saja, serta segera memerintahkan kepada Kenayan untuk meminang tuan putri Sri Dewi ningsih.
Ketika melakukan pinangan pada tuan putri tidak seorang pun yang perduli dan mau mendampingi Kenayan selain Bujang Kurap.