Sejarah Keramat Penjage Bengkal dan Dian Pematang Hijau di Musi Rawas, Asal Mula Desa Lubuk Tua

Jumat 21-07-2023,00:04 WIB
Reporter : Budi Santoso
Editor : Budi Santoso

MUSI RAWAS, LINGGAUPOS.CO.ID – Desa Lubuk Tua Kecamatan Muara Kelingi, Kabupaten Musi Rawas Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) konon menurut cerita merupakan berdiri Kerajaan Lubuk Penjage.

Kerajaan Lubuk Penjage dipimpin seorang raja bernama Abdul Kadir Jailani. 

Makam Abdul Kadir Jailani berada di Pematang Hujan Desa Lubuk Tua Kecamatan Muara Kelingi. 

Saat ini makam tersebut dikenal dengan nama Keramat Dian Pematang Hijau.

BACA JUGA:Cerita Rakyat Musi Rawas, Gantikan Posisi Permaisuri Dewi Bungsu, Dehe Enam Sekongkol dengan Hulubalang

Selain Keramat Dian Pematang Hijau, di Lubuk Tua Kecamatan Muara Kelingi juga terdapat Keramat Penjage Bengkal.

Keramat itu merupakan makam Kenayan penerus tahta kerajaan Lubuk Penjage yang sebelumnya dipimpin Abdul Kadir Jailani.  

Kenayan merupakan menantu Andul Kadir Jailani yang mempersunting Sri Dewi Ningsih. 

Siapa sebenarnya Keramat Dian Pematang Hijau dan Keramat Keramat Penjage Bengkal? 

BACA JUGA:Cerita Rakyat Musi Rawas, Bujang Bekorong jadi Raja, Dihianati Enam Dehe, Begini Jadinya

Dikutip dari buku Sejarah, Legenda dan Cerita Rakyat Kabupaten Musi Rawas, setelah beberapa tahun berdiri, Kerajaan Lubuk Penjage terus berkembang.  

Baik dalam bidang perkebunan, perdagangan, kesenian, maupun bidang agama. 

Karena pesatnya kemajuan di Kerajaan Lubuk Penjage ini, maka hubungan dengan negeri lain terjalin erat dan penuh persahabatan.

Pada waktu itu Raja Abdul Kadir Jailani yang menurut cerita berasal dari pulau Jawa, sangat dikagumi seluruh rakyat dan juga kerajaan yang ada disekitarnya. 

BACA JUGA:Sembunyi di Pondok, Pemuda Lubuklinggau Ini Tidak Menyangka Tim Macan Linggau Masih Mencari, Berikut Kasusnya

Kategori :