Sejarah Lubuklinggau Pada Masa Kolonial Belanda dan Jepang, ini yang Dilakukannya di Lubuklinggau

Sejarah Lubuklinggau Pada Masa Kolonial Belanda dan Jepang, ini yang Dilakukannya di Lubuklinggau

Sejarah Lubuklinggau Pada Masa Kolonial Belanda dan Jepang, ini yang Dilakukannya di Lubuklinggau--museum perjuangan subkos garuda sriwijaya

Tujuannya ialah untuk mengambil alih kekuasaan Belanda yang telah kalah dalam Perang Asia Timur Raya dan bertekuk lutut dibawah bendera Jepang.

Pada hari itu, juga dilaksanakan serah terima pemegang kekuasaan Belanda atas wilayah Onder Afdeeling Moesi Oeloe dari controleur M. De Mey dan adspiran- controleur O. A.Ten Kate kepada pihak Jepang yang diwakili oleh Ceto.

Sementara itu, untuk struktur organisasi pemerintahan, Jepang meneruskan masa Pemerintahan Hindia Belanda yang hanya mengubah Istilah Jepang.

Struktur pemerintahan diubah dalam istilah Jepang yaitu, Moesi Oeloe dan Rawas yang sebelumnya berstatus Onder Afdeeling diturunkan setingkat menjadi District dalam istilah Jepang disebut Gun.

Sehingga Onder Afdeeling Moesi Oeloe menjadi Musikami Gun dan Onder Afdeeling Rawa menjadi Rawas Gun. 

Pada 20 April 1943, Musikami Gun dan Rawas Gun disatukan untuk membentuk pemerintahan Bunshu Musikami Rawas (Kabupaten Musi Ulu Rawas). Atas penggabungan kedua wilayah inilah selanjutnya dijadikan sebagai hari jadi Kabupaten Musi Rawas saat ini.

BACA JUGA:Orang Indonesia Harus Tegas Bela Palestina, Ini Alasannya, Hubungan Sejarah Jangan Dilupakan

Namun, pada masa pendudukan Jepang, rakyat merasakan penderitaan yang sangat berat, setiap hari mayat-mayat bergelimpangan di Lapangan Merdeka, dan dimuka kantor pos, karena masa penjajahan Jepang yang sangat Kejam, tidak hanya orang tua bahkan anak-anak juga merasakan kekejaman Jepang.

Jepang juga membawa para tawanan dari Muntok (Pulau Bangka ke Lubuklinggau, yang ditempatkan di Belalau, sebuah perkebunan karet yang terlantar di Lubuklinggau, disana para tawanan di tempatkan pada gubuk yang sangat tidak layak serta angka penyakit dan kematian yang tinggi. 

Para pemuda-pemudi di sekitar Lubuklinggau juga dipaksa untuk mengikuti latihan-latihan keras oleh tentara jepang, menyanyikan lagu-lagu jepang, dan berbaris menyembah matahari.

Latihan keras dari pemuda-pemuda itu dimanfaatkan untuk tenaga pengumpulan bahan makanan untuk Jepang.

BACA JUGA:Google Doodle Hari ini Menampilkan Papeda Makanan Khas Papua, Yuk Simak Sejarah, Manfaat, dan Cara Membuatnya

Salah satu anggota pelatihan militer giyugun yang berasal dari Musikami Gun ialah Sulaiman Amin, merupakan Putra dari Pangeran Mohd. Amin Ratu Asmaraningrat yang berkedudukan di Muara Beliti.

Demikian, ulasan singkat terkait masa penjajahan kolonial Belanda dan Jepang yang mereka lakukan di Lubuklinggau di masa itu. Semoga dapat menambah wawasan.

Nah, untuk melanjutkan sejarah Lubuklinggau anda dapat membaca pada bagian atau part selanjutnya. Yang telah tersedia. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: