BACA JUGA:Kesaktian Putri Silampari Musi Rawas, 1 Butir Padi untuk Makan Sekeluarga
Sedangkan untuk putrinya Sri Dewi Ningsih ia mengharapkan mendapatkan seorang laki-laki yang gagah berani dengan harapan mampu menggantikan kedudukannya sebagai raja.
Pada pesta syukuran tahun berikutnya, raja mengumumkan bahwa akan diadakan sayembara pertandingan adu kekuatan.
Siapapun yang dapat memenangkan pertandingan itu akan dinikahkan dengan putrinya Sri Dewi Ningsih.
Dengan adanya pengumuman sayembara itu maka beritapun menjadi buah bibir.
BACA JUGA:Putri Silampari Musi Rawas, Mandi di Telaga Tengah Hutan, Dirayu Bujang Tulup, Begini Kisahnya
Penduduk penasaran siapakah yang akan memenangkan pertandingan.
Para jejaka, jagoan, jawara baik dari Negeri Lubuk Penyage maupun negeri tetangga mereka semua mempersiapkan untuk ikut bertanding.
Dengan adanya sayembara itu semua orang gembira dan mengharapkan kemenangan.
Tapi sebaliknya Putri Sri Dewi Ningsih bersedih, murung, karena sebenarnya dia hanya menghedaki Kenayan yang menjadi suaminya.
Namun apa hendak dikata tuan putri tidak bisa berbuat apa-apa dan tidak bisa melawan keinginan raja, dia hanya bungkam dan murung memikirkan bagaimana nasibnya nanti.
Tiba saatnya waktu yang telah ditentukan untuk melakukan pertarungan atau sayembara, dimana para jejaka, jagoan, jawara berdatangan dari negeri lubuk penyage dan negeri tetangga.
Dengan perasaan yang sangat berat Putri Sri Dewi Ningsih, memohon kepada Kenayan untuk ikut serta dalam sayembara tersebut.
Kenanyan pun dengan rasa rendah diri dan malu-malu serta perasaan takut mendaftarkan diri mengikuti sayembara.
BACA JUGA:Situs Makam Depati Bodo, Depati Pertama Negeri Ulak Lebar di Lembah Bukit Sulap