Pada saat pertandingan berlangsung kenayan datang namun kedatangannya dihina caci maki dan dicemoohkan oleh orang-orang yang berada disana.
Karena dianggap tidak tahu diri, namun Kenanyan tetap memberanikan diri demi untuk memenuhi keinginan sang putri yang dia cintai.
Melihat Kenanyan ikut bertanding, maka semua pengatur acara dan juga penduduk yang menyaksikan meminta agar Kenanyan bertanding atau melakukan sayembara yang pertama karena mereka menganggap remeh kemampuan Kenayan.
Pertandingan pun berlangsung satu persatu peserta, jagoan, jawara, jejaka lain kalah berjatuhan dikalahkan oleh Kenayan.
Melihat kemenangan dari Kenayan mendadak seluruh penduduk Negeri Lubuk Penyage mengutuk dan caci maki.
Karena mereka tidak senang jika tuan putri menjadi istri Kenayan yang bagi mereka dianggap aib bagi negeri mereka.
Karena kurang puas dengan hasil pertandingan maka, penduduk Lubuk Penjage mengusulkan pada raja agar Kenayan diadu dengan buaya kumbang penunggu lubuk.
Setelah tujuh hari tujuh malam Kenayan diadu dengan buaya kumbang dan kenayan pun dapat memenangkan pertarungan.
Penduduk belum puas dengan hasilnya. Penduduk minta kembali pada raja agar diadu lagi dengan harimau kumbang penjage negeri.
Dengan ilmu dan kekuatan yang dimiliki oleh Kenayan maka dapat kembali memenangkan pertarungan.
Penduduk Negeri Lubuk Penyage semakin geram dan marah, dan meminta raja agar mengadu lagi Kenanyan dengan seekor ular dan dimasukkan kedalam karung selama satu minggu.
Ular tersebut mati tetapi Kenanyan keadaanya baik-baik saja dan keluar dengan selamat.
BACA JUGA:Kisah Dusun Muara Beliti Musi Rawas, Si Pahit Lidah Kecewa, Sumpah Mojomanis jadi Majapahit
Cobaan demi cobaan telah dilalui oleh Kenayan demi cintanya pada sang putri raja yang sangat di sayanginya.