
Pada satu waktu Putri Sri Dewi Ningsih mempunyai kesempatan untuk berbincang dan berbicara langsung pada ayahandanya yaitu Raja Lubuk Penjage Haji abdul Kadir Jailani.
Dia langsung membahas tentang laki-laki yang telah berjasa memikul garang (Tiang) pada malam pesta atau sedekah bumi berlangsung.
BACA JUGA:Cerita Rakyat Musi Rawas, Tuah Negeri Pasang Strategi, Belanda Takut Dengan Busa Warna Merah
Putri mengatakan pada ayahandanya agar memanggil kembali laki-laki itu ke istana untuk mengucapkan terima kasih dan diberi penghargaan atas jasa yang telah dia lakukan untuk menyelamatkan rakyat Lubuk Penjage.
Tak seorangpun tahu bahwa tuan putri mempunyai tujuan terselubung.
Selain tujuan untuk ucapan terima kasih, karena Putri Sri Dewi Ningsih memendam rasa rindu kepada Kenayan meskipun belum mengenal secara dekat.
Setelah mendengarkan cerita dari putrinya, raja pun segera memerintahkan hulubalangnya untuk mencari laki-laki yang bernama Kenayan.
BACA JUGA:Asal Usul Tuah Negeri, Bujang Tua Rejang Lebong Bertapa Mencari Jodoh, Merantau ke Musi Rawas
Tak lama selang beberapa waktu ditemukannya pemuda yang nama Kenayan dan langsung dihadapkan pada raja dan rajapun bertanya pada Kenayan.
Wahai anak muda, siapakah namamu, darimana asalmu dan apakah tujuan mu datang kemari, dan banyak lagi pertanyaan lainnya.
Kenayan menjawab semuapertanyaan dari raja dengan tegas dan lugas ampunkan hamba wahai tuanku raja, saya bernama Kenayan, berasal dari negeri sebrang (Pulau Jawa) merantau untuk mencari pekerjaan.
Singkat cerita semua pertanyaan dari Raja Lubuk Penjage dijawab dengan jujur dan tegas.
BACA JUGA:Tol Musi Rawas Lintasi 3 Kecamatan, Berikut Perkembangannya
Dengan mendengarkan jawaban dari Kanayan raja pun yakin dan percaya untuk memberikan pekerjaan yaitu berkebun dan berladang.
Mendengar tawaran ini hati Kenayan sangat senang dan bahagia serta dia sanggup untuk menjalankan segala perintah dan kepercayaan yang diberikan oleh raja kepadanya.
Setiap kali panen selalu diserahkan kepada raja, Kenanyan bekerja secara jujur dan tidak pernah mengharapkan imbalan dari raja.