Pesan Moral dari Kisah Si Pahit Lidah di Lubuklinggau dan Lampung, di Sana Sini Bermasalah dengan Wanita
Pesan moral kisah Si Pahit Lidah--freepik
BACA JUGA:Hebat Mana, Si Pahit Lidah dengan Pendekar Mata Empat, Begini Akhir Cerita Keduanya
Pada cerita rakyat di Lampung, Si Pahit Lidah sempat menjadi pendekar yang sombong karena memiliki kesaktian tinggi.
Kisah Si Pahit Lidah yang melegenda di anak-anak Lampung berlatar di Sumatera Selatan daerah Sumedang.
Konon di daerah tersebut ada sebuah kerajaan besar dihuni seorang pangeran bernama Serunting.
Pada cerita rakyat Lampung, Serunting dikenal dengan memiliki sifat buruk iri hati dengan orang lain.
BACA JUGA:Pendaftaran CPNS 2023, Lulusan SMA Jadi Badan Intelijen Negara (BIN)
Pangeran Serunting memiliki seorang istri yang memiliki seorang adik bernama Aria Tebing.
Baik Pangeran Serunting maupun Aria Tebing sama-sama memiliki ladang yang letaknya bersebelahan.
Lahan keduanya hanya dipisahkan dengan pepohonan diberi nama tanaman Cendawan.
Alkisah, Cendawan yang tumbuh tersebut menghasilkan sesuatu berbeda satu sama lain.
BACA JUGA:Menpan RB Setuju, BKN Umumkan Penerimaan PPPK dan CPNS 2023, Mulai 17 September 2023
Cendawan menghadap ladang milik Aria Tebing tumbuh menjadi logam emas.
Sedangkan Cendawan menghadap ladang Serunting hanya tumbuh menjadi tanaman parasit tanaman tidak berguna.
Hal ini membuat Serunting iri dengan Aria Tebing. Hingga akhirnya Serunting berburuk sangka menuduh Aria Tebing telah berbuat jahat.
Suatu ketika, Serunting menghampiri Aria Tebing menantang untuk bertarung.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: