Kepala SMAN 7 Rejang Lebong Tetap Izinkan Siswa yang Orangtuanya Ketapel Mata Guru

Kepala SMAN 7 Rejang Lebong Tetap Izinkan Siswa yang Orangtuanya Ketapel Mata Guru

Tersangka AJ, wali murid yang menganiaya guru saat di Polres Rejang Lebong. Guru korban penganiayaan berencana pindah ke Lubuklinggau. --

REJANG LEBONG, LINGGAUPOS.CO.ID – AJ merupakan orang tua murid yang mengketapel mata guru di SMAN 7 Rejang Lebong, Bengkulu hingga buta, ingin anaknya tetap bersekolah.

Pihak SMAN 7 Rejang Lebong tetap mengizinkan anak pelaku bersekolah disekolah tersebut.

Pelaku AJ tidak mempersoalkan anaknya tidak lagi bersekolah di SMAN 7 Rejang Lebong asalkan anak pelaku tetap bersekolah di tempat lain.

AJ menuturkan anak saya harus tetap sekolah dan rajin belajar dan anak saya akan saya pindahkan ke sekolah lain.

BACA JUGA:Wahai Pemilik Penyulingan Ilegal di Muratara, Ditunggu Kesadarannya, Kalau Tidak, Ini Pesan Polisi

Sementara itu, Kepala SMAN 7 Rejang Lebong, Tuharian Effendi menjelaskan permintaan pelaku AJ direspon baik dan kami masih menerima anak AJ untuk melanjutkan pendidikan di sekolah ini.

"Untuk anak pelaku AJ nanti kami akan komunikasikan ke orang tuanya, apakah masih ingin bersekolah disini dan kami disini tetap menerima tergantung kedua orang tuanya," katanya.

Imbas insiden menimpa guru olahraga SMAN 7 Rejang Lebong, Zaharman (58) ini kegiatan belajar mengajar di sekolah sempat diliburkan selama sepekan, namun per hari ini Selasa 8 Agustus 2023 sekolah mulai normal kembali.

Zaharman pindah ke Lubuklinggau. Karena menjadi korban penganiayaan oleh wali murid.

BACA JUGA:MA Batalkan Vonis Mati Ferdy Sambo, Jadi Seumur Hidup, Putri Candrawathi Dapat Pengurangan Hukuman

Korbannya seperti diketahui adalah Zarharman, guru olahraga di SMA Negeri 7 Rejang Lebong. Yang menderita cacat permanen setelah dianiaya.

Mata kanan Zarharman pun buta total, setelah diketapel oleh orang tua siswa AJ yang kini harus mendekam di sel Polres Rejang Lebong.

Berkaitan dengan kejadian ini pun pihak Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud) sampai turun ke lokasi.

Guru SMA Negeri 7 Rejang Lebong yang jadi korban penganiayaan, berencana pindah ke Lubuklinggau.

BACA JUGA:Warga Musi Rawas yang Hendak ke Exit Tol, ini Pilihan Jalur Tol Lubuklinggau - Muara Enim Jika Selesai

Rencana pindah ini disampaikan istrinya, Tatik, saat ditemui wartawan di RS AR Bunda Lubuklinggau, Senin 7 Agustus 2023 sore.

"Untuk fisik ya sehat. Tapi untuk arah mata ini dia masih goyang," kata Tatik menjelaskan kondisi suaminya.

Ia menjelaskan selama suaminya mendapatkan penanganan medis di RS AR Bunda Lubuklinggau, ia dan anak mereka terus mendampingi sang suami.

Tatik juga menjelaskan suaminya sudah boleh pulang oleh pihak rumah sakit, setelah menjalani operasi dan pengobatan. "Hari ini sudah boleh," ujarnya.

BACA JUGA:Kapolres dan Dandim Jamin Keamanan, Guru Korban Penganiayaan di Rejang Lebong Pindah ke Lubuklinggau

Meski kondisi Zaharman sudah berangsur sehat, Tatik mengaku untuk sementara belum ingin pulang ke rumah.

Sementara ini mereka ingin mencari kontrakan di Kota Lubuklinggau.  

Tatik mengaku akan mencari kontrakan yang dekat dengan RS Ar Bunda agar suaminya itu mudah untuk kontrol.  

"Karena kita kan masih mau kontrol. Karena tadi malam syaraf, ya agak blank gitu," terangnya.

BACA JUGA:Guru Rejang Lebong Pindah ke Lubuklinggau, Penyebabnya Menjadi Korban Penganiayaan Wali Murid

Direktur Guru Pendidikan Menengah (Dikmen) dan Pendidikan Khusus (Diksus) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Putra Asga Elevri, juga menginformasikan soal rencana pindah itu.

Menurutnya, karena Zaharman ingin tenang jalani pengobatan. Sebab kalaupun keluar dari rumah sakit, masih ada proses rawat jalan.

"Mungkin ini supaya lebih dekat dengam rumah sakit. Tapi kan sesekali beliau masih merasa pusing karena kan respon dari mata kanan masih terasa. Kemudian yang kiri belas operasi katarak," pungkasnya.

Guru olahraga dari SMA Negeri 7 Rejang Lebong yang dianiaya wali murid Zaharman (57), masih menjalani perawatan di RS AR Bunda Lubuklinggau.

BACA JUGA:Guru di Rejang Lebong Korban Penganiayaan Ingin Pindah ke Lubuklinggau, Begini Tanggapan Kemendikbudristek

Direktur Guru Pendidikan Menengah (Dikmen) dan Pendidikan Khusus (Diksus) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Putra Asga Elevri, Senin 7 Agustus 2023 membesuk korban.

“Memberikan dukungan moril dan materil sebagai guru, karena kami bagian dari guru di Kemendikbudristek,” jelas Putra Asga Elevri.

Putra mengatakan, kedatangan pihaknya untuk memberi dukungan baik moril maupun materil kepada Zaharman. Sebab institusinya itu ditambahkannya juga bagian dari guru.

"Saya melihat korban luar biasa responnya," kata Putra ditemui di RS AR Bunda usai membesuk Zaharman.

BACA JUGA:Sejumlah Pemilik Tempat Penyulingan BBM Ilegal di Rupit Muratara Menolak Dibongkar

Menurutnya, ada beberapa hal yang disampaikan Zaharman.

Pertama kata Putra, beliau menyatakan ingin menyelesaikan permasalahan ini sesegera mungkin.

"Beliau sudah bisa mulai tersenyum, ikhlas menerima ini. Tapi tentu saja proses hukum tetap berjalan," jelasnya.

Dan menyikapi mengenai adanya kekerasan terhadap guru, pihaknya dalam waktu dekat akan mengeluarkan regulasi untuk mencegah,  atau regulasi anti kekerasan di sekolah.

BACA JUGA:Wali Murid Penganiaya Guru di Rejang Lebong Ternyata Residivis, Korban Pindah ke Lubuklinggau

"Insya Allah ini kita sudah persiapkan. Besok kita Kementerian akan meluncurkan episode merdeka belajar ke 25. Yang intinya itu regulasi untuk mencegah atau regulasi anti kekerasan di sekolah," ia menjelaskan.

Lebih lanjut, dalam kasus yang dialami Zaharman pihaknya mempercayakannya ke kepolisian.

"Tentu lebih paham teman-teman penegak hukum. Prosesnya nanti sedang berjalan di kepolisian kemudian semuanya sudah berproses, kita percayakan kepada kepolisian yang sudah menangani," terangnya.

Begitu juga soal Zaharman yang dilaporkan balik, yakni menganiaya siswanya, dijelaskan Putra Asga Elevri ia tidak paham soal tersebut.

BACA JUGA:Jelang Persis Solo vs Persib Bandung, Bojan Hodak: Berikan Penampilan Terbaik

Guru korban penganiayaan orang tua siswa di Rejang Lebong, Zaharman (57) cacat permanen.

Zaharman adalah guru SMA Negeri 7 Rejang Lebong yang berada di Desa Simpang Beliti, Kecamatan Binduriang Kabupaten Rejang Lebong Provinsi Bengkulu.

Ia menjadi korban penganiayaan orang tua siswa, inisial AJ (45), yang terjadi di lingkungan sekolah, pada Selasa 1 Agustus 2023 pagi.

Akibat penganiayaan itu, Zaharman menderita luka pada mata kanan. Sehingga harus dirujuk ke RS AR Bunda Lubuklinggau.

BACA JUGA:Baju Adat yang Simpel untuk HUT RI ke-78, Bisa Padu Padan Sendiri dan Bergaya Seperti Jokowi

Ternyata berdasarkan pemeriksaan, maka kanan korban Zaharman harus menjalani operasi. Bahkan terancam buta atau cacat permanen.

Adapun kronologis kejadiannya, seperti dikutip LINGGAUPOS.CO.ID dari koranrb.id Rabu 2 Agustus 2023, awalnya Selasa 1 Agustus 2023 sekitar pukul 09.30 WIB, korban saat itu sedang piket berkeliling sekolah.

Saat itu, ia menemukan siswa inisial bernisial MD (16) merokok di belakang ruang belajar.

Sebagai guru, Zaharman menegur dan menindak MD yang kedapatan merokok tersebut.

BACA JUGA:Tempat Penyulingan BBM Ilegal di Rupit Muratara Dibongkar, Pemilik Lainnya Diminta Kooperatif

Namun, MD tidak terima ditegur oleh pak guru Zaharman. Ia langsung berlari pulang ke rumahnya yang tak jauh dari sekolah.

MD memanggil orangtuanya berinisial AJ (45). Entah apa yang disampaikan oleh MD kepada ayahnya.

Sehingga AJ mendatangi SMA Negeri 7 Rejang Lebong sambil marah-marah dengan membawa senjata tajam jenis pisau dan ketapel.

Kedatangan AJ sempat dihalangi oleh security sekolah, namun karena AJ mengeluarkan senjata tajam hingga pihak security pun membiarkan AJ masuk ke lingkungan sekolah.

BACA JUGA:Ketahui, ini Tips Hemat Listrik Pakai Token, Perhatikan Perabot Pendingin Anda

Selanjutnya, AJ menemui korban Zaharman yang saat itu sedang bersiap untuk mengajar.

Saat bertemu dengan korban, AJ langsung mengarahkan ketapel kepada korban yang kemudian batu ketapel mengenai mata korban hingga mengalami pendaharan.

Melihat korban sudah berdarah, AJ pun kemudian kabur dari sekolah tersebut. (*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: