Cerita Rakyat Musi Rawas, Kapan Bidadari Khayangan Turun Mandi ke Bumi? Catat Ini Waktunya
Cerita rakyat Musi Rawas Bujang Bekorong nikah dengan Bidadari Khayangan.-Dokumen-LINGGAUPOS.CO.ID
Sang Raja bersimpuh di gundukan tanah merah, sambil berdo'a dan meneteskan air mata.
Dalam hati Sang Raja meyakini bahwa Dehe Enam tidak mengarang-ngarang cerita.
Walaupun sebelumnya Sang Raja ada perasaan curiga kepada Dehe Enam. Setelah melihat makam istri dan anaknya, dan melihat situasi kerajaan yang memang tidak terlihat permaisuri dan anaknya, Sang Raja berusaha menerima kenyataan.
Dengan langkah berat, Sang Raja minta diantar ke kamarnya untuk beristirahat. Hulubalang pun sigap tanpa menunjukan kecurigaan walaupun sebenarnya hulubalang adalah kaki tangan Dehe Enam.
Dehe Enam mengiring Sang Raja, dengan perasaan kemenangan dan semua berjalan sesuai rencana.
Waktu terus bergulir tanpa mau mundur, dan itulah kehidupan yang terus mengalir seperti air.
Demikianlah Sang Raja Bujang Bekorong dengan kerajaannya yang harus tetap hidup menjadi kerajaan yang kuat dan disegani oleh lawan.
Seperti biasanya malam itu Sang Raja, belum dapat memejamkan matanya.Ia merasa gelisa di pembaringan yang sangat indah tanpa ada pendamping yang menemani malamnya.
la berdiri, duduk, dan berjalan, hingga pada suatu sumber suara Sang Raja tertegun sejenak dan bertanya.
Dalam hati, siapa dan dengan siapa berbicara? Sang Raja mengendap-endap menuju sumber suara, dan di balai istana.
Tampak anak kecil sepertinya sedang berbicaradengan seseorang namun keberadaannya kurang jelas.
Sang Raja menguping pembicaraan, walau terdengar samar-samar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: