Cerita Rakyat Musi Rawas, Kisah Penerus Kerajaan Lubuk Penjage, Dipandang Sebelah Mata, Bukan Orang Biasa

Cerita Rakyat Musi Rawas, Kisah Penerus Kerajaan Lubuk Penjage, Dipandang Sebelah Mata, Bukan Orang Biasa

Raja kerajaan Lubuk Penjage Kenayan sempat dipandang sebelah mata oleh warga-ilustrasi-LINGGAUPOS.CO.ID

BACA JUGA:Pemilik Lahan di Desa ini Bakal Jadi Orang Kaya Baru, Karena Dilintasi Jalan Tol Musi Rawas

Namun apa hendak dikata raja tidak mungkin menarik kembali janjinya.

Dengan perasaan yang sangat tidak senang raja mengumpulkan para mentri dan hulubalang pemuka adat dan pemuka agamanya untuk mengumumkan pernikahan Putri Sri Dewi Ningsih dengan Kenayan.

Raja meminta agar acara pernikahan ini dilangsungkan dengan sederhana saja, serta segera memerintahkan kepada Kenayan untuk meminang tuan putri Sri Dewi ningsih.

Ketika melakukan pinangan pada tuan putri tidak seorang pun yang perduli dan mau mendampingi Kenayan selain Bujang Kurap.

BACA JUGA:Tol Musi Rawas Lintasi 3 Kecamatan, Berikut Perkembangannya

Setelah lamaran tidak berselang lama pernikahanpun dilaksanakan dengan sangat sederhana tidak ada pesta. 

Setelah selesai acara pernikahan maka sang raja memeritahkan agar Putri Sri Dewi Ningsih dan Kenanyan pergi dari Negeri Lubuk Penjage dengan alasan agar mereka dapat pencari dan menjalani kehidupan di negeri lain.

Tetapi ini merupakan siasaat sang raja untuk menyingkirkan Kenayan dengan cara dibunuh di perjalanan.

Tak terasa semua rintangan dapat di hadapi oleh Kenayan dan istrinya.

BACA JUGA:3 Tol Terowongan di Indonesia, 2 di Sumatera, Salah Satunya Bengkulu - Lubuklinggau, Pemandangannya Asyik

Minggu berganti bulan, bulan berganti tahun namun Kenanyan tetap tidak dapat dibinasakan atau dikalahkan.

Belasan tahun Kenayan dan putri Sri Dewi Ningsih merantau, menimbulkan rasa takut pada putra-putra raja apabila kerajaan jatuh ketangan Kenayan.

Oleh karena itu maka seluruh harta warisan raja agar dibagi habis kepada semua putranya.

Raja dipaksa untuk segera membagi habis hartanya, tak satupun harta yang berharga tersisah kecuali getuk (Kentongan) dan satu buah keromong yang tidak ada harganya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: