Putri Silampari Musi Rawas, Mandi di Telaga Tengah Hutan, Dirayu Bujang Tulup, Begini Kisahnya

Putri Silampari Musi Rawas, Mandi di Telaga Tengah Hutan, Dirayu Bujang Tulup, Begini Kisahnya

Cerita rakyat Musi Rawas Putri Silampari mandi di telaga Desa MUara Megang.-Ilustrasi-Cerita Rakyat Musi Rawas

BACA JUGA:Selama Jabat Kapolres Muratara, AKBP Ferly Rosa Putra Sudah Pecat Belasan Anggota Nakal

Dengan kesaktian ini, padi yang ada di lumbung tidak habis-habis.

Namun kemukijizatan dimilikinya ada pantangannya yang harus dipatuhi oleh Bujang Penulup dan Ibunya.

1. Apabila akan menanam padi harus memakai sesajen secukupnya. 

2. Apabila menuai ( Panen ) padi tidak boleh sambil bersiul. 

BACA JUGA:Rekannya Digerebek Polisi, Pemuda Muatara Hilang Setelah Menyeberangi Sungai, Sudah 24 Jam Lebih

3. Menuai (Panen ) padi tidak boleh memulai dari bagian atas batangnya.  

4. Kemudian pada saat menuai (Panen) padi tidak boleh menunjuk dengan tuai (Ani-ani). 

5. Pada Waktu menanak nasi tidak boleh dibuka tutup periuknya selagi mendidih. 

6. Tidak boleh membuang sisa nasi.

BACA JUGA:Sebelum Pindah ke Banyuasin, AKBP Ferly Rosa Putra Pecat Empat Anggota Polres Muratara, ini Kasusnya

Hidup berbahagia Bujang Penulup dan istrinya Seringgu Pisat berlangusung hingga mereka dikaruniai seorang anak laki-laki.

Konon menurut cerita pada suatu hari istri Bujang Penulup sedang pergi ke sungai untuk mencuci pakaian.

Sedangkan Bujang Penulup sendiri membersihkan rumput dekat pondoknya (Rumah).

Tiba-tiba putranya terbangun dari tidur dan menangis minta makan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: