Tradisi Kawalu Suku Baduy, Puasa Setelah Musim Panen, Sucikan Diri dari Nafsu Jahat

BANTEN, LINGGAUPOS.CO.ID –  Masyarakat Baduy merupakan suku yang mendiami kawasan berbukit-bukit di Pegunungan Kendeng. 

Tepatnya di pedalaman Desa Kanekes, Kemantren Cisimeut, Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. 

Dari Rangkasbitung, pusat kota Kabupaten Lebak, jarak tempuhnya sekitar 50 km. Masyarakat Baduy menempati area seluas 5.101,85 hektare terdiri dari 59 kampung. 

Terdiri dari ladang, perkebunan, pertanian yang mereka sebut sebagai huma, permukiman, dan kawasan hutan lindung. 

BACA JUGA:Sudah 16 Jemaah Haji Embarkasi Palembang Meninggal Dunia di Arab Saudi

Jumlahnya mencapai 26 ribu orang terbagi menjadi dua kelompok Baduy. 

Kelompok pertama Baduy Tangtu dikenal dengan Baduy Dalam menempati daerah sebelah selatan dan meliputi Kampung Cibeo, Cikawartana, dan Cikeusik.

Kelompok kedua Baduy Luar atau Baduy Panamping terdapat di 56 kampung dan adanya di sisi utara dari Baduy Dalam. 

Dikutip dari laman indonesia.go.id, setiap tahun, orang-orang Baduy akan melaksanakan tradisi penyucian diri kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang dikenal dengan Kawalu dan menjadi bagian dari kepercayaan Sunda Wiwitan. 

BACA JUGA:Kabar Duka, Jemaah Haji Asal BTS Ulu Musi Rawas Meninggal Dunia di Mekah

Tradisi warga Baduy ini tidak dipunyai oleh suku lainnya dan berlangsung tiga bulan.

Selama kegiatan itu diadakan, khusus masyarakat Baduy Dalam akan menutup kawasan kampungnya dari kunjungan orang-orang luar, termasuk wisatawan domestik dan mancanegara.

Kawasan asri di Desa Kanekes, baik Baduy Dalam dan Badui Luar, merupakan objek wisata andalan Banten untuk para wisatawan dengan minat khusus yang tertarik pada budaya dan lingkungan hidup. 

Tertutupnya kawasan perkampungan di Baduy Dalam tentu bukan tanpa sebab.

Sumber: