Kondisi Terkini Bayi Kembar yang Ibunya Harus Ditandu untuk ke Rumah Sakit, Lahir Beda Hari dan Beda Provinsi

Kondisi Terkini Bayi Kembar yang Ibunya Harus Ditandu untuk ke Rumah Sakit, Lahir Beda Hari dan Beda Provinsi

Era (kiri) menggendong Rohmat Hidayat, sementara Rohmi Hidayati di kasur. Kedua bayi yang dilahirkan beda hari dan beda provinsi, karena ibunya harus ditandu menuju rumah sakit--rakyatbengkulu.com

BACA JUGA:Gara-gara Ibunya Harus Ditandu Menuju Rumah Sakit, Bayi Kembar Lahir Beda Hari dan Beda Provinsi

Ia menjelaskan, selain jalan rusak dan jarak tempuh di sana cukup jauh. Fasilitas kesehatan juga tidak yang ada, bidan  desa hanya ada di Desa Bukit Batu, itupun jaraknya 6 KM dari Tran.

“Kalau musim hujan susah menuju ke daEra sana,'' papar Naidi.

Sementara itu, Era yang dibincangi awak media mengatakan dirinya dan suami Sardama mulai menetap Tran Bukit Merbau ikut Program Transmigrasi lokal sejak 2016 lalu.

Saat itu, hanya ada 14 Kepala keluarga tinggal di Tran tersebut.

BACA JUGA:Menyedihkan, Wanita Hamil di Rejang Lebong Harus Ditandu untuk ke Rumah Sakit

''Di sana difasilitasi rumah semi permanen, yang dibangun pemerintah dan kami berkebun,” katanya.

“Dengan kelahiran bayi kembar kami ini, sangat bersyukur walaupun tidak mudah melewati perjuangan hingga saya digotong masyarakat dibawa ke Desa Bukit Batu,” tambahnya. 

“Hingga akhirnya melahirkan di rumah sakit Umum kota Lubuklinggau,'' papar Era. 

Dijelaskan Era, sementara waktu dirinya memilih menetap di Desa Belumai 1 Kecamatan PUT hingga keadaan bayi kembar nya benar-benar  sehat dan bisa untuk dibawa ke Tran Bukit Merbau.

BACA JUGA:Wanita Muda yang Menikah di Polres Lubuklinggau, Dilaporkan Calon Wakil Wali Kota, ini Kasusnya

''Kami sangat bersyukur, kendati keadaan dalam keadaan pas-pasan bahkan perjuangan untuk menuju rumah sakit penuh dengan rintangan, akhirnya bayi kembar kami lahir dengan selamat,'' ujar Era.

Sebelumnya, Era terpaksa digotong menggunakan tandu oleh warga dan pihak keluarga untuk menuju pusat pelayanan kesehatan sejauh 6 KM dengan jarak tempu 5 jam perjalanan.

Era ditandu secara bergantian, hingga tiba di Puskesmas Padang Ulak Tanding.

Di sini, karena kekurangan alat maka dirujuk ke Rumah sakit Sobirin Kota Lubuklinggau hingga akhirnya melahirkan seorang putra. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: rakyatbengkulu.com