Gara-gara Ibunya Harus Ditandu Menuju Rumah Sakit, Bayi Kembar Lahir Beda Hari dan Beda Provinsi

Gara-gara Ibunya Harus Ditandu Menuju Rumah Sakit, Bayi Kembar Lahir Beda Hari dan Beda Provinsi

Ilustrsi bayi kembar. Bayi kembar asal Rejang Lebong, lahir beda hari dan beda provinsi, gara-gara ibunya harus ditandu untuk mendapatkan layanan kesehatan-congerdesign-Pixabay

REJANG LEBONG, LINGGAUPOS.CO.ID – Anak kembar pasangan Sardama dan Erah, lahir di beda hari bahkan beda provinsi.

Anak kembar pertama laki-laki, lahir Senin 8 Mei 2023 pukul 01.30 WIB di Trans Bukit Merbau Desa Bukit Batu Kecamatan Padang Ulak Tanding, Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu.

Selain itu, yang laki-laki lahir dengan dibantu dukun beranak.

Sementara kembarannya, perempuan lahir 9 Mei 2023 sekitar pukul 14.00 WIB, di rumah sakit Kota Lubuklinggau, Provinsi Sumatera Selatan.

BACA JUGA:Menyedihkan, Wanita Hamil di Rejang Lebong Harus Ditandu untuk ke Rumah Sakit

Kembaran perempuan ini, tentunya kelahirannya dibantu oleh dokter karena dilahirkan di rumah sakit.

Peristiwa ini terjadi bukannya agar terlihat unik, namun terjadi karena sebuah keprihatinan. Yang disebabkan rusaknya akses jalan daerah kediaman Sardama dan Erah.

Kediaman, mereka sulit diakses kendaraan. Hanya sepeda motor yang sudah dimodifikasi bisa menjangkau.

Sehingga Erah yang sedang hamil, harus ditandu selama 6 jam perjalanan, dari rumahnya ke puskesmas.

BACA JUGA:Wanita Muda yang Menikah di Polres Lubuklinggau, Dilaporkan Calon Wakil Wali Kota, ini Kasusnya

Diceritakan, kerabat Erah, yakni Aan Rahmawan (34), setelah anak laki-laki itu lahir dengan dibantu dengan dukun beranak, Erah masih merasakan perutnya sakit.

"Saat bayi pertama lahir, keluarga kaget kenapa masih sakit dan perut ibu Erah masih besar, setelah dicek ternyata ia mengandung anak kembar," ungkap Aan, dikutip LINGGAUPOS.CO.ID dari BENGKULUEKSPRESS.COM, Sabtu 13 Mei 2023.

Melihat kondisi tersebut, kemudian sang suami Sardama meminta bantu bidan Desa Bukit Batu.

Hanya saja karena kondisi tengah malam dan jalan sepanjang 6 KM menuju Trans Bukit Merbau rusak parah dan hanya bisa menggunakan kendaraan roda dua yang sudah dimodifikasi khusus, sehingga bidan desa tidak bisa datang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: bengkuluekspress.com