Diduga Dibunuh Vladimir Putin, 43 Negara Tuntut Penyelidikan atas Kematian Oposisi Rusia Alexie Navalny

Diduga Dibunuh Vladimir Putin, 43 Negara Tuntut Penyelidikan atas Kematian Oposisi Rusia Alexie Navalny

43 negara telah menyerukan penyelidikan internasional independen terhadap kematian dari pemimpin oposisi Rusia, Alexei Navalny, dengan menuduh Presiden Vladimir Putin sebagai pihak yang bertanggung jawab atas insiden tersebut. --Instagram @unexplnd

LINGGAUPOS.CO.ID – 43 negara telah menyerukan penyelidikan internasional independen terhadap kematian dari pemimpin oposisi Rusia, Alexei Navalny, dengan menuduh Presiden Vladimir Putin sebagai pihak yang bertanggung jawab atas insiden tersebut. 

Diambil dari berbagai sumber yang dikutip pada Rabu, 6 Maret 2024, anggota-anggota Uni Eropa, Amerika Serikat, Inggris, Ukraina, Australia, Kanada, Selandia Baru, dan Norwegia termasuk di antara negara-negara yang menyuarakan kemarahan atas kematian Navalny di Dewan Hak Asasi Manusia PBB.

Sebagai informasi, Navalny (47) meninggal di koloni penjara Arktik yang kemudian dimakamkan di Moskow pada Jumat lalu yang dikelilingi oleh kerumunan pelayat yang meneriaki namanya.

"Kami marah atas kematian politisi oposisi Rusia Alexei Navalny, yang tanggung jawab utamanya berada di tangan Presiden Putin dan otoritas Rusia," ucap Duta Besar Uni Eropa Lotte Knudsen kepada Dewan Hak Asasi Manusia PBB atas nama 43 negara.

BACA JUGA:Pemuda Asal PALI Ditangkap di Lubuk Linggau, Jaketnya Diperiksa Ada Barang Berbahaya

"Rusia harus mengizinkan penyelidikan internasional yang independen dan transparan mengenai kematian mendadak tersebut, yang dipandang sebagai tanda lain dari percepatan dan penindasan sistematis di Rusia." Sambungnya.

Kemudian, negara-negara tersebut menyebut mereka sangat prihatin atas tindakan keras sistematis terhadap masyarakat sipil.

Diketahui, mereka mendesak Rusia untuk dapat segera serta tanpa syarat membebaskan semua tahanan politik.

Serta, pembela hak asasi manusia, jurnalis hingga aktivis anti-perang yang juga ditahan sebab menjalankan hak asasi mereka secara damai dan sebab menentang perang Rusia di Ukraina.

BACA JUGA:Insinyur Google Dikeluarkan Karena Tolak Membuat Teknologi untuk Genosida

"Kami menyerukan kepada Federasi Rusia untuk mengakhiri iklim impunitas ini dan menciptakan lingkungan yang aman bagi oposisi politik dan suara-suara kritis," ucap pernyataan bersama 43 negara tersebut.

Mereka juga turut mendesak Rusia untuk mengakhiri penyalahgunaan politik terhadap sistem peradilan. "Kepemimpinan dan otoritas politik Rusia harus dimintai pertanggungjawaban," kata Knudsen.

"Keberanian, pengorbanan, dan komitmen tak tergoyahkan Navalny terhadap keadilan, kebebasan, dan demokrasi tidak akan pernah terlupakan," tegasnya.

Sementara itu, kematian lawan paling kuat bagi Putin tersebut diumumkan pada 16 Februari lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: