Insinyur Google Dikeluarkan Karena Tolak Membuat Teknologi untuk Genosida
Insinyur Google dikeluarkan karena tolak membuat teknologi untuk Genosida. --Instagram @unexplnd
LINGGAUPOS.CO.ID – Barak Regev selaku Direktur Pelaksana Google Israel mengakhiri pidatonya pada konferensi teknologi Israel di New York, setelah dua orang insinyur menyela dirinya, dan memprotes perang Israel di Gaza.
Diambil dari berbagai sumber yang dikutip pada Rabu, 6 Maret 2024, Jurnalis Caroline Haskins mengungkap kejadian tersebut dalam sebuah unggahan di X. Buntutnya wartawan ini juga ikut diusir paksa keluar ruangan.
“Saya seorang insinyur perangkat lunak Google Cloud, dan saya menolak untuk membangun teknologi yang mendukung genosida [dan] apartheid,” kata seorang insinyur.
Kata-katanya pun tenggelam oleh cemoohan “keluar” dan “sampai jumpa lagi” dari peserta konferensi yang lain, saat keamanan mengantarnya keluar ruangan.
Menurut halaman LinkedIn Regev yang menjadi direktur pelaksana Israel di negara tersebut sejak 2017 memberikan ceramah mengenai keadaan industri AI di Israel.
BACA JUGA:Resep Sayur Bayam yang Kaya Nutrisi, Cocok untuk Sajian Ramadan 1445 H
Israel dituduhkan menggunakan AI guna memilih sasaran militer di Gaza.
“Saya tidak akan fokus pada tantangan yang dihadapi ekosistem teknologi Israel saat ini, saya ingin berbicara tentang bagaimana kita membangunnya untuk masa depan,” kata Regev,
Menurut laporan Ctech, yang diterbitkan oleh Calcalist, sebuah surat kabar bisnis Israel yang menjadi tuan rumah acara tersebut.
“Sangat penting bagi kita untuk memanfaatkan momentum AI,” lanjutnya.
BACA JUGA:Awal Ramadan 1445 H Diputuskan 10 Maret 2024, Ini 134 Lokasi Pemantauan Hilal, Ada yang dari Hotel
Diketahui, sebelum insinyur perangkat lunak tersebut diseret keluar ruangan oleh petugas keamanan.
Dirinya merujuk kepada kontrak Project Nimbus Google yang mana menurutnya akan membahayakan komunitas Palestina.
“Selamat tinggal, selamat tinggal,” teriak beberapa peserta,
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: