Tidak Membeli Produk Pro Israel, Apakah Berdampak untuk Palestina?
Dampak Tidak Membeli Produk Pro Israel, Apakah Berdampak untuk Palestina? --Pixabay.com
LINGGAUPOS.CO.ID – Aksi seruan untuk tidak membeli produk-produk yang mendukung Israel masih terus dibahas oleh banyak pihak.
Para pendukung Palestina juga melakukan gerakan BDS, sebagai bentuk dari mereka untuk perlawanan terhadap Israel.
Singkatan dari BDS adalah Boycott, Divestment, dan Sanctions (Boikot, Divestasi, dan Sanksi). Di media sosial, tidak banyak warganet yang ikut pro Palestina menyerukan aksi untuk memboikot semua produk buatan dan produk yang pro Israel.
Diketahui bahwa konflik antara Palestina dan Israel masih berlanjut, dan telah dikabarkan korban tewas sudah mencapai 10 ribu jiwa.
BACA JUGA:Boikot Produk Israel, Momen Tepat Pemerintah Dukung Produk Lokal
Akibat dari pada itu, sejumlah masyarakat dari berbagai negara di dunia, terkhusus Indonesia yang sedang ramai-ramai untuk tidak lagi membeli produk pro Israel.
Ternyata di Indonesia masih banyak produk Israel dan produk yang pro Israel, mulai dari makanan, minuman, elektronik, bahkan sampai perlengkapan rumah tangga.
Dengan adanya aksi untuk tidak membeli produk pro Israel ini, masyarakat beralih untuk membeli produk lokal sehingga dapat memajukan perekonomian dan pengusaha di dalam negeri.
Dari beberapa pihak menganggap aksi tersebut sebagai ekspresi solidaritas terhadap Palestina. Namun sebagian yang lain memandang sebagai bentuk tindakan controversial dengan potensi dampak sosial serta ekonomi secara signifikan.
Meskipun Indonesia bukanlah mitra dagang utama bagi Israel, namun pengaruh atas aksi untuk tidak membeli produk pro Israel ini dapat mempengaruhi perdagangan Internasional dan ekonomi nasional.
Dampak dari aksi untuk tidak membeli produk Israel ini dapat menekan perekonomian di Israel, memang tidak dengan sekejap, namun perlahan tapi pasti, aksi ini dapat memberi dampak tersendiri bagi Israel.
Dikabarkan bahwa sejumlah perusahaan dan investor mulai berpaling dari Israel, salah satu perusahaan ekspor pertanian terbesar di Israel yaitu Carmel Agrexco mengalami likuidasi akibat aksi boikot besar-besaran di sejumlah wilayah.
Akibatnya, para petani di Israel kesulitan untuk mengekspor barang sehingga berdampak buruk pada perekonomian Israel.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: