Pembelian BBM Pertalite Tidak Sesuai, Begini Modus Penggelapan Uang SPBU Calon Wakil Wali Kota Lubuklinggau

Pembelian BBM Pertalite Tidak Sesuai, Begini Modus Penggelapan Uang SPBU Calon Wakil Wali Kota Lubuklinggau

JPU Kejari Lubuklinggau beberkan modus penggelapan uang SPBU Durian Rampak milik mantan calon Wakil Wali Kota Lubuklinggau.-Dokumen-LINGGAUPOS.CO.ID

BACA JUGA:Soal Ibu di Lubuklinggau Ditemukan Tak Bernyawa, Begini Hasil Pemeriksaan Polisi

Dari bukti pengiriman tersebut maka jumlah BBM yang tidak dibelanjakan sebanyak 8 KL/ Ton dengan harga Rp77 juta .

Begitu juga dengan penjualan minyak riilnya penjualan minyak 8 April 2023 sebanyak 13.002 Liter namun dalam laporan dibuat tidak sesuai dengan jumlah BBM yang seharusnya terjual.

Agar pembelian BBM tersebut dapat sesuai dengan uang yang sudah dikeluarkan dari brankas, maka terdakwa bersama dengan Evender memanipulasi dengan membuat data fiktif. Mereka memasukkannya dalam bentuk laporan harian diketik terdakwa didampingi Evender. 

Selanjutnya laporan tersebut di printout dan diserahkan kepada Suprayogi selaku direktur untuk diparaf.

BACA JUGA:Persingkat Waktu Tempuh 2 Provinsi, Berikut Panjang Tol Bengkulu-Lubuklinggau yang Disebut Jokowi

Kemudian laporan tersebut akan difoto untuk dikirimkan kepada korban Akmaludin selaku pemilik SPBU Durian Rampak melalui WhathsApp.

Lalu 10 April 2023 terdakwa Endah dan Suprayogi membuat laporan pembelian BBM sebanyak 16 KL/Ton. 

Namun di kwitansi asli BBM Bio Solar yang dibelanjakan hanya 8 Ton sebagaimana bukti pengiriman dari Pertamina berupa satu lembar surat pengantar pengiriman dari Pertamina pada tanggal 10 April 2023 dengan No.Polisi : BG8726HL, Shipment No. 29956286 Ref : 91107 adalah sebanyak 8 Kl/Ton.

Sehingga pembelian jenis Bio solar B35 yang dibeli 10 April 2023 tidak sesuai dengan laporan yang dibuat oleh terdakwa Endah dan Suprayogi. 

BACA JUGA:Sejarah Keramat Penjage Bengkal dan Dian Pematang Hijau di Musi Rawas, Asal Mula Desa Lubuk Tua

Terjadilah perbedaan antara jumlah BBM Bio Solar B35 yang dibeli dan yang dibuat dalam laporan dan BBM yang tidak dibelanjakan sebanyak 8 KL/Ton dengan harga sebesar Rp52 juta.

Agar pengeluaran uang dari brankas SPBU dengan jumlah BBM yang dibelanjakan dapat sesuai, maka terdakwa yang didampingi Evender membuatkan data fiktif. 

Mereka memasukkan ke dalam bentuk laporan harian yang diketik oleh terdakwa yang selanjutnya laporan tersebut diprintout dan diserahkan kepada Suprayogi selaku direktur untuk diparaf dan selanjutnya laporan tersebut akan difoto untuk dikirimkan kepada korban Akmaludin.

Bahwa Laporan tersebut merupakan laporan kas modal atau saldo bergerak yang dibuat setiap hari secara bergulir oleh terdakwa dan Evender yang juga menjabat sebagai admin di SPBU Durian Rampak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: