Cerita Rakyat Musi Rawas, Nggak Nyangka, Ternyata Begini Cara Bujang Bekorong Mencari Tempat Bidadari Mandi

Cerita Rakyat Musi Rawas, Nggak Nyangka, Ternyata Begini Cara Bujang Bekorong Mencari Tempat Bidadari Mandi

Cerita rakyat Bujang Bekorong dikenal di Desa Muara Kati Kecamatan TPK Kabupaten Musi Rawas.-Dokumen-LINGGAUPOS.CO.ID

BACA JUGA:Keramat Moneng Tekending, Perantau Asal Rejang Lebong Mencari Peruntungan di Musi Rawas, Bertemu SAD

Dehe Enam pun menyanggupi dan siap menjalankan perintah Bujang Bekorong dan Permaisurinya Dewi Bungsu. Pergilah Bujang Bekorong mengembara meninggalkan kerajaannya dan permaisurinya yang sedang mengandung tiga bulan. 

Sepeninggal Bujang Bekorong mengembara ke negeri Palembang, Permaisuri Dewi Bungsu selalu direpotkan dengan keberadaan Dehe Enam yang lama kelamaan menjadi sulit diperintah dan diatur. 

Dehe Enam bertingkah laku seenaknya di kerajaan yang sementara waktu dipimpin Dewi Bungsu. Dengan sikap Dehe Enam yang selalu, membuat jengkel Dewi Bungsu berusaha untuk membiarkannya.

Karena la sangat memikirkan kandungannya yang sudah memasuki usia 9 bulan yang menurut hitungan normal sudah menunggu harinya.

BACA JUGA:Sumpah Bereng Kecik, Orang Kupang Jangan Menikah dengan Tanah Periuk Sebelum Kambing Bertanduk Emas

Saat yang dinanti pun tiba, Dewi Bungsu melahirkan, Dehe Enam berusaha menolong Dewi Bungsu dengan caranya sendiri. Ternyata Dehe Enam sudah merencanakan niat jahatnya kepada Dewi Bungsu. 

Dewi Bungsu akhirnya melahirkan seorang putra. Dalam ketidak berdayaan Dewi Bungsu, Dehe Enam melancarkan aksinya dengan cara membunuh Dewi Bungsu.

Sementara putranya dirawat oleh pembantu tua yang bekerja di bagian dapur. Untuk menghilangkan kecurigaan Sang Raja nantinya, Dehe Enam menanam jasad Dewi Bungsu dan jasad seekor anjing yang menyatakan kuburan putranya. 

Namun Dewi Bungsu yang merupakan keturunan khayangan jasadnya kembali ke khayangan dengan selamat. Sepeninggal Dewi Bungsu, kerajaan dikuasai Dehe Enam dan kaki tangannya. Sementara putra Dewi Bungsu mulai besar dan diberi nama Budak Bosok. 

BACA JUGA:Asal Usul Tari Silampari, 7 Bidadari Turun Mandi, Si Bungsu Menikah dengan Pemuda Asal Curup di Musi Rawas

Setiap malam Jum'at dikisahkan Dewi Bungsu turun dari khayangan menemui putranya Budak Bosok. Pertemuan mereka tidak ada yang mengetahuinya, saat bertemu inilah Dewi Bungsu dapat melepaskan kerinduannya dengan putra yang dikasihinya. 

Dewi Bungsu sangat menyesali kepergian Suaminya yang mengembara terlalu lama. Sehingga tidak mengetahui lagi keadaan kerajaannya. Ia selalu berdo'a agar suaminya Bujang Bekorong segera kembali.

Usai melepas rasa kerinduan Dewi Bungsu dan putranya pun berpisah, dan akan bertemu lagi pada malam Jum'at yang akan datang. Dewi Bungsu pun berpesan kepada Putranya bahwa la masih bisa kembali ke bumi dan tinggal bersama, namun ada syaratnya. Syarat itu akan Dewi Bungsu sampaikan pada Jum'at malam yang akan datang. 

Dengan memeluk erat putranya Dewi Bungsu melepaskan pelukannya dan perlahan terbang ke langit khayangan. Budak Bosok hanya bisa menyapu air matanya yang menetes dengan sendirinya. Sambil melambaikan tangan dan tatapan matayang lama-kelamaan hanya melihat bayangan hitam yang menghilang ditelan awan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: