Ini Bharada E yang Bikin Binggung Se-Nusantara
Bharada E atau Richard Eliezer Pudihang Lumiu menjadi saksi kunci kematian Brigadir J-Ilustrasi: Syaiful Amri-disway.id
Jika dilihat siapa di balik Brigadir E, cukup masuk akal karena dia seorang sopir ‘bos’ Satgassus Merah Putih.
Satgassus merupakan Satuan tugas di bawah kendali Irjen Pol Ferdy Sambo sosok yang belakangan dicopot dari jabatannya sebagai Kadiv Propam Polri usai diperiksa Bareskrim.
Tujuan Sambo dicopot tentu sudah jelas. Manfaatnya memperlancar gerakan Bareskrim Polri.
BACA JUGA:Diperiksa, Irjen Pol Ferdy Sambo Jelaskan Begini
Terutama dalam menyidik kasus berdarah di rumah dinas Sambo Komplek Polri, Duren Tiga, Jakarta Selatan yang kabarnya menyebabkan PC masih trauma.
“Peristiwa Duren Tiga memang bukan peristiwa biasa. Sampai akhirnya Kapolri memutus perwira tinggi sampai Tamtama dinonaktifkan agar tidak menghambat penyidikan,” kata Syamsul.
Sayangnya surat telegram Kapolri belum bisa menimbulkan efek jera. Karena dinilai masih setengah hati.
“Saya usul mereka yang suka bicara bohong di hadapan publik dicopot saja dari jabatannya. Malu, masa Polisi bohong,” tandas Syamsul.
BACA JUGA:Pra Rekonstruksi Penembakan Brigadir J di Rumah Irjen Pol Ferdy Sambo, Banyak Hal Terungkap
Psikologi masyarakat, kata Syamsul, tetap tidak percaya dengan Polri meski sedikit diobati dengan TR yang beredar.
Pasalnya polisi sukses membuat publik bingung dengan perkara. Itu pangkal kekecewaannya. Belakangan penyampai informasi di tubuh Polri kerap blunder.
Penjelasan Humas Mabes Polri dan Polda Metro Jaya tak sinkron dan kerap memunculkan keanehan.
Wajar jika publik, keluarga korban, pengacara menilai ada yang janggal. Ada yang tidak beres dari peristiwa kematian Brigadir J.
BACA JUGA:Siti Nurizka Putri Jaya Sayangkan Peristiwa Saling Tembak di Kediaman Irjen Pol Ferdy Sambo
“Ingat, tagline-nya Presisi lho. Presisi jangan blunder dong. Blunder itu akar memunculkan spekulasi publik.” tandasnya.
Syamsul juga mengkritik Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran karena menunjukkan sikap tidak profesional.
Imran terkesan berpihak dan menyakiti rasa keadilan atas hilangnya nyawa Brigadi J yang notabene sesama polisi.
“Dia buang badan. Seakan tidak paham dengan masalah polisi tembak polisi itu? Padahal kejadiannya di wilayah kerjanya,” timpal Syamsul.
BACA JUGA:Bupati Banyuasin Askolani Segera Laporkan Balik Mantan Istri Siri
Fadil Imran sering teriak-teriak dalam melawan kejahatan yang terjadi di ibukota. Bahkan, sempat menyatakan akan ‘memblender’ kepala yang dipotong Kapolri.
“Eh kok malah pelukan. Rasa empatinya di mana,” tandas Syamsul.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: disway.id