Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck (1)
Cover buku tenggelamnya kapal van der wijck.--
Pada mozaik ke-25 “Pulang”, dikisahkan begini: “Pagi-pagi hari Senin, 19 hari bulan Oktober 1936, kapal Van der Wijck yang menjalani ijin KPM dari Mengkasar telah berlabuh di Pelabuhan Tanjungperak. Kapal itu akan menuju Semarang, Tanjungpriuk dan terus ke Palembang. Penumpang-penumpang yg akan meneruskan pelayaran ke Padang harus pindah kapal di Pelabuhan Tanjungpriuk”.
Dan Hayati akan menaiki kapal itu, niatnya berlayar pulang ke Padang. Ternyata, qodarullah, di tengah laut Jawa 35 mil di barat Surabaya, Hayati menjemput ajalnya; setelah cintanya yang tulus ditolak dengan kejam-setikam oleh Zainuddin, karena dendam lelaki yang beralasan.
Padahal, merongga di lubuk hati Zainuddin, sungguh hanya mencintai Hayati sepanjang hayatnya. Tetapi, gumpalan dendam cinta itu bergelulung berbuntal-buntal mengebat jantungnya, melingkari nuraninya. Dan diusirlah Hayati dengan sepedih hati. Sungguh kelak, sebuah penyesalan yang tak pernah dibayangkan akan membawa ajal kekasih satu-satunya sepanjang hidupnya.
Pascaditolak cintanya, sebelum hari kepulangannya, Hayati menorehkan seluruh cinta-jiwanya dalam berlembar-lembar kertas, yang ditinggalkan di ruang-tulis Zainuddin. Itulah lelehan jiwa Hayati yang menularkan virus kematian utk lelaki idamannya: Zainuddin ahli waris budaya dari Negeri Batipuh X Koto wilayah Padangpanjang.
[Bersambung ...]
*) Muarabeliti, Ahad, 7 Sept 2025.
[Ditukil dari “Tenggelamnya Kapal Van der Wijck”, karya HAMKA. Penerbit Bulan Bintang, Jkt; Cetakan ke-18, 1986, 224 hal].
Dapatkan update berita LINGGAUPOS.CO.ID di platform media sosial di LINK INI
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber:
