Cerita Rakyat Musi Rawas, Sejarah Kerajaan Lubuk Penjage Muara Kelingi, Sekarang Bernama Desa Lubuk Tua

Selasa 18-07-2023,01:08 WIB
Reporter : Budi Santoso
Editor : Budi Santoso

BACA JUGA:2024 Tol Dibangun, Lubuklinggau ke Palembang Makin Singkat, ke Bengkulu Tol Lewati Terowongan

Ngalale ke kidau unak bajurai 

Mandang kadepan si imau kumbang 

Dengan berlangsungnya acara penobatan Raden Kenayan dan Putri Sri Dewi Ningsih sebagai raja, maka seluruh rakayat Kerajaan Lubuk Penjage mengucapkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. 

Karena kerajaan mendapatkan pemimpin yang baik dan bijaksana, untuk itu Raden Kenayan mendapatkan gelar “Raje Lubuk Penjage Bengkal" atau sekarang dikenal dengan nama daerah Desa Lubuk Tua. 

BACA JUGA:575 Wanita dari Musi Rawas, Lubuklinggau dan Muratara Minta Cerai, ini Penyebabnya

Tidak berapa lama setelah Kenayan dinobatkan menjadi Raja Lubuk Penjage, Raja Haji Abdul Kadir Jailani yang usianya telah senja meninggal dunia.

Keluarga kerajaan dan rakyat berduka dan sangat sedih karena kehilangan raja yang amat sangat meraka cintai dan selama ini telah memimpin dengan baik dikerajaan Lubuk Penjage.

Upacara pemakaman dilaksanakan dengan penuh haru, rakyat Lubuk Penjage berduyun-duyun menghantarkan raja yang mereka hormati dan sayangi ke peristirahatan terakhir di Desa Pematang Hijau (Desa Lubuk Tua sekarang).

Desa ini terletak di Kecamatan Muara Kelingi, disekitar makam tersebut tumbuh pohon durian yang buahnya berwarna hijau dan makam ini mempunyai cerita aneh mistis.

BACA JUGA:Estimasi Waktu dari Lubuklinggau ke Bengkulu, Palembang, Lampung dan Jambi, Jika Jalan Tol Sudah Rampung

Sehingga makam tersebut diberinama oleh masyarakat kelingi “Keramat Dian Pematang Hijau “. 

Setelah bertahun-tahun Kenayan menjadi Raja Lubuk Penjage, kerajaan semakin banyak mengalami kemajuan dalam segala bidang.

Diantaranya pertanian hasilnya berlimpah, perdagangan semakin lancar, negeri (Kerajaan) makmur dan aman. 

Sudah menjadi suatu tradisi setiap satu tahun sekali setelah panen di negeri (Kerajaan) Lubuk Penjage diadakan acara syukuran (Sedekah Bumi ) selama tujuh hari tujuh malam. 

BACA JUGA:Efek Positif Jika Tol Palembang – Bengkulu Sudah Jadi, Lubuklinggau Juga Mendapatkan Imbasnya

Kategori :