Dalam sebuah cerita, Silampari berasal dari kata Silam dan Peri yang artinya bidadari yang hilang.
Dari cerita 7 bidadari turun ke telaga di Musi Rawas inilah muncul legenda Putri Silampari.
Dikutip dari Sejarah, Legenda dan Cerita Rakyat Kabupaten Musi Rawas, kisah Putri Silampari berawal dari suatu tempat diberi nama Tebat Limbang .
Tempat ini berada di hutan larangan atau angker di Desa Muara Megang Kecamatan Muara Lakitan Kabupaten Musi Rawas.
BACA JUGA:Asal Usul Tuah Negeri, Bujang Tua Rejang Lebong Bertapa Mencari Jodoh, Merantau ke Musi Rawas
Konon di Hutan Tebat Limbang ini terdapat sebuah telaga berasal dari mata air dilereng bukit kecil.
Telaga ini dianggap angker dan dikramatkan oleh penduduk, karena saat hujan panas selalu terbentang pelangi (Rone).
Pada saat ada pelangi, turun 7 bidadari berasal dari khayangan untuk mandi di Telaga Tebat Limbang.
Pada waktu 7 bidadari mandi, di hutan Tebat Limbang terdengar bunyi-bunyian ramai seperti suara gendang, gong yang mengeluarkan Nada Siampari .
Di tenga suara yang keluar, diselingi gelak tawa para bidadari yang sedang bersuka ria mandi di telaga.
Tidak jauh dari telaga tersebut terdapat sebuah pemukiman penduduk dikenal sebagai Desa Muara Megang.
Di desa ini hiduplah seorang bujang sudah berumur, parasnya buruk dikarenakan penyakit puru (Koreng).
Dia hidup dengan ibunya yang telah lanjut usia dan miskin. Sedangkan ayahnya telah lama meninggal dunia.
BACA JUGA:Kesaktian Putri Silampari Musi Rawas, 1 Butir Padi untuk Makan Sekeluarga
Bujang tersebut bernama Bujang Penulup, selalu mengasingkan diri dari pergaulan penduduk.