Ternyata selendang tersebut dipergunakan para bidadari untuk terbang sebagai sayap.
Muncul niat dihati Bujang Penulup untuk mengambil sehelai selendang bidadari tadi.
BACA JUGA:Kisah Dusun Muara Beliti Musi Rawas, Si Pahit Lidah Kecewa, Sumpah Mojomanis jadi Majapahit
Ia ingin membuktikan apa benar kalau tanpa selendang bidadari tidak bisa terbang kembali ke khayangan.
Setelah puas mandi, para bidadari mengambil selendang untuk kembali ke khayangan.
Ternyata selendang biadari yang bungsu bernama Seringgu Pisat tidak ditemukan.
Karena waktu mereka harus kembali lagi ke khayangan sudah tiba, Seringgu Pisat tidak dapat pulang bersama kakak-kakaknya.
Dengan perasaan sedih terjadilah perpisahan antara bidadari bungsu dengan kakaknya.
Dalam kesendiriannya bidadari Seringgu Pisat menangis dan mengucapkan sumpah.
Jika selendangnya ditemukan laki-laki maka akan dijadikannya suami.
Tapi jika yang menemukannya wanita maka akan dijadikan saudara.
BACA JUGA:Keramat Moneng Tekending, Perantau Asal Rejang Lebong Mencari Peruntungan di Musi Rawas, Bertemu SAD
Tiba-tiba Seringgu Pisat mendengar suara manusia yang mendekatinya.
Ternyata dia adalah Bujang Penulup yang menyapa dan membujuknya (Merayu ).
Terjadilah percakapan, sehingga Bidadari Seringgu Pisat setuju untuk ikut bersama Bujang Penulup ke desanya.