Suatu hari Bujang Penulup berpamitan pada ibunya untuk mencari burung di hutan.
Ibunya mengizinkan dengan pesan agar anaknya tidak mendekati hutan yang sangat angker di Tebat Limbang.
Maka berangkatlah Bujang Penulup dengan membawa penulup sebagai alat untuk menangkap burung.
BACA JUGA:Putri Silampari Musi Rawas, Mandi di Telaga Tengah Hutan, Dirayu Bujang Tulup, Begini Kisahnya
Sesampai di hutan tidak seekor pun burung didapat Bujang Penulup.
Tak lama kemudian turun hujan panas dengan pelangi (Rone) terbentang di langit.
Ketika Bujang Penulup akan berlindung dari hujan, tampak seekor burung murai sedang bertengger di atas dahan.
Ketika Bujang Penulup membidikkan tulupnya, burung tersebut terbang.
Bujang Penulup penasaran dan terus mengejar burung tersebut hingga memasuki daerah hutan Tebat Limbang.
Disaat itulah Bujang Penulup mendengar suara gelak tawa diiringi suara musik mengalunkan nada yang merdu.
Muncul niat Bujang Penulup untuk mengetahui apa yang sedang terjadi.
Dengan mengendap-endap dan berhati-hati Bujang Tulup mengintai dari celah semak-semak kearah Telaga Tebat Limbang.
BACA JUGA:Asal Mula Marga Proatin Lima Muara Beliti Musi Rawas, Gabungan 5 Dusun, Berikut Ulasannya
Bujang Penulup melihat di depannya ada 7 bidadari sangat cantik sedang mandi bersiram-siraman di Telaga Hutan Tebat Limbang.
Tak jauh dari tempat itu Bujang Penulup melihat tumpukan pakaian dan selendang para bidadari.