Sekitar pukul 03.00 WIB, terjadi kegaduhan karena orang tua korban datang membawa dukun beranak.
“Emosi mereka tidak terkontrol. Karena itu petugas minta mereka menunggu di luar ruangan,” bebernya.
6. Soal Bidan Mau Tidur
Tasman menegaskan, pintu ruangan itu tidak benar dikunci. “Hanya sedikit macet, bukan sengaja dikunci,” katanya.
Tapi ada perbedaan persepsi saat petugas bilang “mau tidur sebentar” sambil menunggu bukaan lengkap.
Hal itu dinilai keluarga pasien kalau petugas medis menelantarkan pasien. Padahal, tetap memantau kondisi pasien.
Karena, begitu kondisi pasien sudah mendekati garis tindak, tapi proses kelahiran tidak ada kemajuan, petugas pun melakukan rujukan ke RS Kota Lubuklinggau.
Tentu butuh proses dan waktu untuk mempersiapkan administrasi. Lalu menunggu keluarga pasien yang pulang untuk menyiapkan perbekalan.
7. Ambulans Terjebak Lumpur
Sekitar pukul 05.00 WIB, pasien dibawa naik ambulans menuju rumah sakit. Dan petugas medis dan empat keluarga pasien ikut menemani dalam mobil.
Tapi perjalanan itu tidak mulus. “Ambulan terjebak lumpur sekitar 20 menit. Menunggu mobil doubel gardan pukul tiba pukul 05.45 WIB, milik perusahaan. Lalu pasien dibawa ke Puskesmas Karang Jaya,” beber Tasman.
BACA JUGA:Warga Muratara Curhat, Istri Meninggal Karena Lambannya Pelayanan Puskesmas, Ini Kata Bupati
Selanjutnya, pasien dipindahkan lagi ke ambulan milik Puskesmas Karang Jaya. Tiba di RS Ar Bunda Lubuklinggau sekitar pukul 09.00 WIB.
“Baru lima menit tiba, pasien meninggal. Selama prose situ, bidan tetap mendampingi,” imbuhnya.
8. Pelayanan Sudah Sesuai SOP