Jamaah Mulai Diberangkatkan ke Arafah, Siap Jalani Puncak Haji di Armuzna
Jemaah haji Indonesia bersiap diberangkatkan ke Arafah--
BACA JUGA:Apakah Hukum Melaksanakan Salat Idul Adha Wajib? Simak Penjelasannya Berikut
Kemenag Permudah Mabit Sesuai Syariat
Ketua MUI Bidang Fatwa Prof Asrorun Niam Sholeh memberikan apresiasi atas langkah pemerintah untuk terus memperbaiki layanan manasik bagi jamaah haji Indonesia.
“Inti penyelenggaraan haji adalah terlaksananya rukun dan wajib haji bagi jamaah haji secara sempurna, dan jika mungkin juga dilengkapi fasilitasi sunnah-sunnahnya,” jelas Mustasyar Dini Misi Haji 2025 itu Makkah, Rabu, 4 Juni 2025.
Menurutnya, secara khusus untuk tahun ini ada perbaikan beberapa proses layanan manasik, salah satunya praktek mabit di Muzdalifah yang merupakan Wajib Haji. Yakni engan cara murur yang sesuai ketentuan syariat.
BACA JUGA:Sempat Ditutup, Klinik Kesehatan Haji Indonesia Kembali Layani Jemaah
Niam menjelaskan, terdapat tiga pola penggerakan jamaah dari Arafah menuju Muzdalifah dan Mina.
Pertama, jamaah haji yang mendapat jadwal penggerakan dari Arafah selepas Maghrib langsung menuju Muzdalifah, turun untuk mabit dan menunggu hingga tengah malam agar syarat mabit terpenuhi.
Kedua, jamaah yang dijadwalkan berangkat dari Arafah selepas tengah malam dapat melaksanakan mabit di atas bus dengan skema murur, yaitu mabit dengan melintas di Muzdalifah tanpa turun.
“Jika sampai dengan pukul 01.00 WAS, kondisi Muzdalifah masih padat, maka jemaah reguler akan diikutkan dalam skema murur (mabit di Muzdalifah dengan melintas dan tetap berada di Bus, tanpa turun),” demikian penjelasan PPIH.
BACA JUGA:Arab Saudi Tunda Skema Tanazul, Menang: Demi Keselamatan Seluruh Jamaah Haji Indonesia
“Karena itu, ini bagus sekali… Secara fikih, terpenuhi ketentuan keagamaan mabit di Muzdalifah yang merupakan Wajib Haji. Jamaah haji yang mengikuti skema ini tidak perlu ragu tentang keabsahannya. Ini justru memudahkan,” jelas Niam.
Ketiga, bagi jamaah haji yang memiliki udzur syar’i seperti sakit, lansia, atau petugas, diberikan rukhshah untuk tidak mabit di Muzdalifah tanpa perlu membayar dam.
Menurutnya, para ulama memberikan rukhshah bagi jamaah yang memiliki udzur syar’i untuk tidak mabit di Muzdalifah dan tidak wajib membayar dam.
Karena itu tidak perlu juga dibuat melintas di Muzdalifah, apalagi di waktu sebelum waktu tengah malam, seolah-olah mabit.
BACA JUGA:Ini Bacaan Niat dan Tata Cara Puasa Tarwiyah dan Arafah Sebelum Idul Adha 2025
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber:
