Antara Arafah dan Mina: Transformasi Nilai Kemanusiaan dalam Puncak Ibadah Haji

Ilustrasi wukuf di Arafah--freepik
LINGGAUPOS.CO.ID - Wukuf di Arafah bukan sekadar ritual fisik, tetapi momentum spiritual mendalam yang mengajak jemaah untuk mengenali jati diri sebagai manusia dan hamba Allah.
Di sinilah nilai-nilai kemanusiaan ditanamkan, untuk kemudian diuji dalam simbol-simbol pengorbanan di Mina.
Refleksi ini disampaikan oleh Dr. Amirsyah Tambunan, Sekretaris Jenderal MUI dan anggota Amirul Hajj, dalam renungannya menjelang puncak haji 2025.
Wukuf di Arafah merupakan salah satu bagian penting dalam ibadah haji yang selalu dinantikan bahkan dirindukan oleh jemaah haji dari berbagai penjuru dunia.
BACA JUGA:Jemaah Indonesia Wukuf di Arafah Disertai Khutbah Persaudaraan dan Semangat Kebangsaan
Menurut Dr. Amirsyah Tambunan, Sekjen MUI dan anggota Amirul Hajj, momen ini memiliki nilai sejarah mendalam yang berakar dari Nabi Ibrahim hingga risalah yang diteruskan oleh Nabi Muhammad SAW.
"Wukuf di Arafah merupakan momentum bersejarah sejak Nabi Ibrahim hingga risalah dilanjutkan Rasulullah Muhammad SAW ketika jamaah haji melakukan wukuf di Arafah. Mengingatkan jamaah haji untuk kembali mengenal jati diri, dari mana asal dan kembali manusia kepada Sang Khaliq. Itulah sebabnya seluruh umat manusia menyaksikan pentingnya mentransformasikan nilai-nilai kemanusiaan yang diperintahkan oleh Allah SWT dalam Al-Qur'an," tulisnya.
Hal tersebut ditegaskan pula dalam Surah Ali Imran ayat 97 yang menyebut bahwa kewajiban haji adalah bagian dari penghambaan sejati manusia kepada Allah SWT.
Amirsyah menegaskan, pelaksanaan haji merupakan jalan untuk kembali pada jati diri dan nilai-nilai universal kemanusiaan: ibadah, solidaritas, dan ketakwaan.
BACA JUGA:Tata Cara Berkurban Idul Adha yang Benar Sesuai Syariat Islam, Begini Tahapannya
“Bahkan bagian penting dari ibadah haji untuk melaksanakan perintah Allah, karena; pertama, melakukan wukuf di Arafah berdiam diri untuk mendekatkan diri kepada Allah; kedua, bagi umat Islam yang berada di luar Arafah melakukan Puasa Arafah; ketiga, Hari Raya Idul Adha merupakan momen yang sangat ditunggu oleh seluruh umat Islam di berbagai belahan dunia untuk menyembelih hewan qurban diperuntukkan bagi fakir miskin sebagai tanggung jawab sosial (mas'uliyah ijtimaiyah),” ungkap Amirsyah.
Antara Arafah dan Mina
Transformasi nilai kemanusiaan juga tergambar dari pergerakan jemaah dari Arafah menuju Mina.
Sejarawan Al Malki menyebutkan, Arafah memiliki makna historis sebagai tempat pertemuan Nabi Adam dan Hawa. "Dalam bahasa Arab, kata 'araf' berarti 'tahu'," kata Al Malki dalam pameran sejarah Arafah.
BACA JUGA:Begini Panduan Pembagian Daging Kurban Idul Adha Sesuai Syariat Islam, Yuk Pahami
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: