Kisah Pahlawan Wanita Andi Depu, Nyaris Dipenggal Tentara Belanda Demi Pertahankan Merah Putih
Kisah Pahlwaan Wanita Andi Depu, Nyaris Dipenggal Tentara Belanda Demi Pertahankan Merah Putih --
Ia memilih menetap di rumah orang tuanya yang akhirnya dibuat sebagai markas pertahanan.
Diketahui jika, Andi Depu pernah bersekolah di Volkschool dan sangat aktif di banyak organisasi.
Ia juga merupakan pendukung utama organisasi pemuda Jong Islamieten Bond (JIB) yang mendirikan cabang di wilayah Mandar pada 1940, sampai menjadi pelopor Fujinkai (tentara perempuan Jepang) di wilayah Mandar pada tahun 1944.
Selain menjadi pelopor di Jong Islamieten Bond, ia juga membuat organisasi KRIS Muda atau kepanjangan dari Kebangkitan Rahasia Islam Muda pada 21 Agustus 1945
KRIS Muda berhasil menyebar ke sejumlah wilayah di luar Mandar. Karena organisasinya ini, ia sempat ditangkap oleh pasukan Netherlands Indies Civil Administration (NICA) pada Desember 1946, meskipun akhirnya dibebaskan.
Singkat cerita, Andi Depu juga pernah dipilih menjadi ketua Swapraja Balanipa. Amanah ini terus ia pegang hingga tahun 1956 sebelum akhirnya dia mundur karena masalah kesehatan.
Atas keberaniannya melawan penjajah Belanda, Andi Depu kemudian mendapatkan anugerah Bintang Mahaputra Tingkat IV dari presiden Soekarno.
Lalu, pada 10 November 2018, Andi Depu dianugerahi gelar Pahlawan Nasional Indoneisa oleh Presiden Joko Widodo.
Andi Depu mengembuskan nafas terakhir di rumah sakit Pelamonia Makassar pada 18 Juni 1985. Ia dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Panaikang, Makassar, Sulawesi Selatam.
Untuk mengenang perjuangannya, sebuah monumen dibangun di Kelurahan Tinambung, Kecamatan Tinambung, Polewali Mandar, Sulawesi Barat, yang dibuat seperti sosok perempuan yang sedang memeluk tiang bendera merah putih sambil menunjuk ke depan. (*)
Dapatkan update berita LINGGAUPOS.CO.ID di platform media sosial, dengan klik LINK INI
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: