Wow, Petugas Unit Penanganan Sampah Badan Air Sulap 1000 Botol Plastik Bekas Jadi Perahu

Wow, Petugas Unit Penanganan Sampah Badan Air Sulap 1000 Botol Plastik Bekas Jadi Perahu

Sampah plastik yang dihasilkan dari aktivitas sehari-hari ternyata tidak hanya berdampak buruk bagi lingkungan, namun juga berdampak buruk bagi kesehatan.-Dokumen-LINGGAUPOS.CO.ID

LINGGAUPOS.CO.ID – Wow, petugas unit penanganan sampah (ups) badan air Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur, sulap 1000 botol plastik bekas jadi perahu motor.

Sampah plastik yang dihasilkan dari aktivitas sehari-hari ternyata tidak hanya berdampak buruk bagi lingkungan, namun juga berdampak buruk bagi kesehatan.

Budayakan gaya hidup ramah lingkungan sebagai salah satu upaya dalam menekan volume sampah akan tidak semakin bertambah.

Sebagian besar planet Bumi telah dijamah oleh sampah plastik. Berdasarkan data The World Count, hingga saat ini dunia menghasilkan 2,12 miliar ton sampah.

BACA JUGA:Eza Gionino Akui Sedang Proses Hijrah, Rela Tinggalkan Syuting Saat Adzan

Sebagian dari sampah tersebut berupa limbah plastik. Melihat angka tersebut, bukan tidak mungkin jika polusi plastik akan membahayakan kehidupan di Bumi.

Itulah yang menjadi salah satu cara penanganan sampah plastik oleh pemerintah DKI Jakarta.

Inovasi itu merupakan pertama yang dibuat UPS Badan Air Kecamatan Duren Sawit untuk wilayah DKI Jakarta yang secara struktur organisasi berada di bawah Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta.

"Hingga saat ini, kami sudah membuat dua unit perahu dari botol plastik bekas," kata petugas UPS Badan Air Kecamatan Duren Sawit. Indra Sianturi dikutip dari antara, Kamis. 7 Maret 2024.

BACA JUGA:Viral, WNA Korsel Curhat Usai Suaminya Diduga Direbut Artis Indonesia hingga Ambil Anak Kandungnya

Saat ini ada dua jenis perahu yang dibuatnya, yakni perahu yang sudah diwarnai merah dan hijau dengan panjang 4 meter dan lebar 1,75 meter.

Satu perahu lagi, berukuran panjang 4 meter dan lebar 2 meter, namun belum di cat.

Untuk merakit satu buah perahu, lanjut Indra, pihaknya menghabiskan waktu hingga dua pekan.

Perakitan itu dimulai dari mengumpulkan material berupa bambu dan kayu bekas yang didapat dari sampah di aliran kali Kanal Banjir Timur (KBT), botol bekas berasal dari bank sampah warga, lalu cat warna, tali benang wol dan lem.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: