Riset Sebut Perjalanan ke Kantor Lebih dari 60 Menit Tingkatkan Risiko Terkena Depresi, Berikut Penjelasannya

Riset Sebut Perjalanan ke Kantor Lebih dari 60 Menit Tingkatkan Risiko Terkena Depresi, Berikut Penjelasannya

Riset sebut perjalanan ke kantor lebih dari 60 menit tingkatkan risiko terkena depresi.--instagram @folkative

LINGGAUPOS.CO.ID – Dr Lee Dong-wook yang merupakan professor di Departemen Kedokteran Kerja dan Lingkungan di Rumah Sakit Universitas Inha Korea Selatan sudah melakukan riset yang mengaitkan waktu perjalanan dengan depresi.

Diambil dari berbagai sumber, yang dikutip pada Rabu, 20 Desember 2023.

Riset yang ia lakukan bertajuk ‘Hubungan antara waktu perjalanan dan gejala depresi dalam survey kondisi kerja Korea kelima’. Dan penelitian ini baru terbit pada Jurnal Transportasi dan Kesehatan.

Menurut sumber Koreabiomed, kesimpulan dari penelitian ini yaitu orang orang yang menghabiskan lebih dari 60 menit dalam perjalanan ke kantor atau dari tempat kerja setiap hari bisa memicu depresi 1,16 kali lipat dari yang menghabiskan waktu kurang dari 30 menit.

BACA JUGA:Survei BI: Warga Indonesia Makan Pakai Tabungan, Gaji Habis untuk Bayar Cicilan

Objek pada penelitian ini juga menganalisis ada sebanyak 23,415 pekerja yang berusia 20 hingga 59 tahun.

Caranya dengan menggunakan Fifth Working Environment Survey tahun 2017 dan meneliti berbagai faktor, seperti jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, pendapatan, wilayah, status perkawinan, anak, pekerjaan, jam kerja mingguan dan shift saat bekerja.

Dari hasil penelitian tersebut, menunjukkan bahwa orang yang menghabiskan lebih dari 60 menit di perjalanan menuju tempat kerja setiap harinya memiliki kemungkinan 1,16 kali lebih besar untuk mengalami gejala depresi, dibandingkan dengan mereka yang menghabiskan waktu kurang dari 30 menit.

Adapun menurut dari para penelitian lainnya, perjalanan pulang pergi bisa menyebabkan stress psikologis dan fisik serta menyita waktu , hal ini berpotensi membahayakan kesehatan.

BACA JUGA:10 Makanan Bernutrisi yang Menyehatkan Rambut

"Dengan lebih sedikit waktu luang, orang mungkin kekurangan waktu untuk menghilangkan stres dan melawan kelelahan fisik melalui tidur, hobi, dan aktivitas lainnya,” ucap para peneliti. 

"Mereka juga memiliki lebih sedikit waktu untuk melakukan kebiasaan gaya hidup sehat, termasuk olahraga, yang dapat menyebabkan depresi,” ucap Lee Dong-wook.

Selanjutnya perbedaan gender juga memiliki pemicu depresi yang akan berbeda. Laki-laki ternyata lebih mungkin mengalami gejala depresi jika mereka lajang, tidak punya anak, dan bekerja berjam-jam.

Menurut informasi, sebaliknya perempuan lebih rentan mengalami gejala depresi jika mereka memiliki banyak anak, dan melakukan pekerjaan shift.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: