Wajib Disimak, Berikut Sifat Iri dan Dengki Menurut Islam

LINGGAUPOS.CO.ID – Di dalam Islam, Allah SWT tidak menyukai orang yang memiliki sifat iri dan dengki.

Hal ini telah tertuang dalam Alqur’an. Alquran Surat An Nisa Ayat 32 berisi tentang himabuan kepada umat manusia untuk menjauhi iri dengki terhadap kelebihan yang Allah berikan kepada sebagian makhluk-Nya.

“Wa lā tatamannau mā fadhdhalallāhu bihī ba'dhakum 'alā ba'dh, lirrijāli naṣībum mimaktasabụ, wa lin-nisā`i naṣībum mimmaktasabn, was`alullāha min fadhlih, innallāha kāna bikulli syai`in 'alīmā.”

Artinya: "Dan janganlah kalian iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebagian kalian lebih banyak dari sebagian yang lain. 

BACA JUGA:6 Adab Istri ketika Suami Marah Menurut Ajaran Islam

(Karena) bagi orang laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. 

Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." (QS An-Nisa': 32).

Iri hati yang disebut juga dengan Dengki atau Hasad adalah suatu emosi ketika seseorang yang tidak memiliki keunggulan baik prestasi maupun kekuasaan menginginkan kedua hal tersebut,dan terkadang mengharapkan orang lain agar kehilangan atau tidak memiliki keunggulan itu pula. 

Orang yang memiliki penyakit iri hati atau hasad tidak ingin orang lain mendapat nikmat dari Allah SWT.

BACA JUGA:13 Kewajiban Suami Terhadap Istri Menurut Islam 

Iri hati atau hasad dapat menimbulkan sikap meremehkan atau tidak menghargai nikmat yang diberikan kepadanya sehingga menimbulkan sifat kufur kepada Allah SWT. 

Dalam Hadist yang diriwayatkan Bukhari & Muslim yang menyebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda kepada umat muslim untuk menjauhi sifat iri dengki karena sesungguhnya iri dan dengki menghabiskan amal kebaikan seperti api yang membakar kayu kering. 

Dengan mensyukuri semua nikmat dan karunia Allah SWT hidup akan terasa lebih indah, dan mengubah iri hati menjadi semangat yang postif. 

Soal amal ibadah, mari kita melihat dan mencontoh ketaatan ibadah orang lain agar memacu kita meningkatkan kualitas ibadah kita, sedangkan soal rezeki, mari kita melihat kepada orang yang rezeki nya di bawah kita, agar kita selalu bersyukur dan Allah menjadikan kita termasuk orang-orang yang mulia.

Sumber: