Maulid Nabi Muhammad SAW: 7 Tradisi yang Filosofis dan Unik di Indonesia

BACA JUGA:Motivasi untuk CPNS, Jadi PNS Bisa Kaya Kok, ini Buktinya, PNS Terkaya di Indonesia Kekayaannya Capai Rp1,6 T

Sedangkan, makna dari peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, menurut buku “37 Masalah Populer: Untuk Ukhuwah Islamiyah” karya H Abdul Somad, bahwa makna peringatan Maulid Nabi adalah mengingatkan manusia tentang risalah dan sirah dari Nabi Muhammad SAW. 

Dengan begitu, umat Islam akan memahami bahwa satu-satunya tauladan adalah Nabi Muhammad SAW. 

Tradisi Maulid Nabi Muhammad SAW di Indonesia. 

Mengutip dari berbagai sumber, LINGGAUPOS.CO.ID telah merangkumnya beragam tradisi uni yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia dalam memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Simak berikut ulasannya.

BACA JUGA:Sebelum Menganiaya Guru SMK Negeri 2 Lubuklinggau, 2 Tersangka Sempat Menanyakan Rumah Korban

1. Kirab Ampyang 

Tradisi unik yang bernama Kirab Ampyang ini berasal dari Desa Loram Kulon di Jati, Kudus, Jawa Tengah. 

Perayaan tersebut digelar dengan arak-arakan tandu yang berisi hidangan nasi yang sudah di bungkus dengan menggunakan daun jati, lalu kemudian dirangkai menyerupai gunungan. 

Tak hanya nasi, dalam tandu tersebut juga disertai bermacam buah-buahan dan sayuran. 

BACA JUGA:Sarjana Hukum Merapat, CPNS Mahkamah Agung 2023 Butuh, ini Syarat dan Formasinya

Tandu yang bernama Ampyang tersebut diarak dan didoakan oleh tokoh-tokoh pemuka agama. Lalu, hidangan tersebut dibagi-bagikan kepada warga. 

2. Grebeg Maulud

Ternyata, tradisi ini sudah ada sejak zaman kesultanan Mataram, kata ‘Grebeg’ memiliki arti mengikuti. 

Secara istilah, artinya mengikuti sultan dan para pembesar keluar dari keratin kerajaan menuju masjid untuk mengikuti perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW, lengkap dengan sarana upacara, seperti nasi gunungan dan sebagainya. 

Sumber: