Selangit Musi Rawas, dari Ikan Salai yang Angit, Raja Majapahit Merana Ditinggal Putri Bungsu

Desa Batu Gane yang merupakan bagian dari wilayah Selangit Kabupaten Musi Rawas yang terinspirasi dari nama ikan salai yang bau angit. -Dokumen-LINGGAUPOS.CO.ID
BACA JUGA:Putri Silampari Musi Rawas, Mandi di Telaga Tengah Hutan, Dirayu Bujang Tulup, Begini Kisahnya
Momot tertarik menggali tanah tumbuh tersebut hingga rata dengan tanah.
Namun tiba-tiba muncul air dari tanah galian tersebut, Momot melaporkan temuannya kepada mertuanya Gindo Hilang Tengkuluk.
Gindo Hilang Tengkuluk memberi nama tempat tersebut dengan nama Dusun Segera Muncar.
Untuk sementara waktu Momot dan istrinya mendirikan pondok dan menentap di tanah Segera Muncar.
Di sekitar dusun terdapat Sungai Serut yang bermuara ke Sungai Suban, dan Sungai Suban bermuara ke Sungai Lakitan.
Tepatnya daerah ini pada masa sekarang dikenal dengan nama Selanggit Tinggi.
Di Sungai Serut banyak ikannya, inilah yang membuat Momot dan istrinya paling senang menghabiskan harinya untuk mencari ikan.
Ikan yang didapat sebagian dimakan dan sebagiannya dibuat bekasam (ikan yang dimasukan dalam bambu).
Ikan bekasam ini sering dijadikan oleh-oleh bagi Momot untuk mertuanya.
Gindo Hilang Tengkuluk memang sangat menyukai ikan bekasam yang dibuat dengan cara diawetkan dengan dipermentasi dalam guci atau tempat tertutup.
Namun beban berat yang dibawah Momot dan anaknya membuat Gindo menyarankan agar ikan hasil tangkapan berikutnya untuk dibuat ikan salai.
Mereka belajar di Ulak Lebar cara membuat ikan salai. Untuk pekan-pekan berikutnya Momot dan istrinya membawakan oleh-oleh untuk Gindo HilangTengkuluk berupa ikan salai.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: