Benarkah Kerajaan Sriwijaya Pernah Ada di Rejang Lebong Bengkulu, Ini Buktinya

Benarkah Kerajaan Sriwijaya Pernah Ada di Rejang Lebong Bengkulu, Ini Buktinya

Kerajaan Sriwijaya pernah ada di Kabupaten Rejang Lebong dengan dibuktikan adanya peninggalan prasasti --

BACA JUGA:Soal Pemekaran Sumselbar, Mantan Gubernur Bengkulu Ridwan Mukti Sebut Sangat Memungkinkan

Keberadaan Sriwijaya sebagai kerajaan besar di Indonesia bahkan di dunia hingga ke wilayah Asia Tenggara dan berpengaruh lagi hingga ke negara lainnya.  

Kerajaan Sriwijaya lebih kepada makna kerajaan yang sebenarnya yaitu tentang kerajaan yang  menghidupkan nilai-nilai  ke-Tuhanan  dalam melebarkan kekuasaan nya tidak dengan kekerasan apalagi dengan peperangan. 

Kerajaan dengan makna cahaya kejayaan selalu mengutus utusan yang taat kepada Tuhan dan  pemerintah Sriwijaya. 

Sehingga dimana pun daerah yang ditunjuk selalu melaksanakan tugas dengan baik.

BACA JUGA:Jadi Khatib Jumat di Masjid Agung As-Salam Lubuklinggau, Ridwan Mukti Sampaikan Ini

Puyan Remeyon dan Putri Darah Putih adalah utusan Sriwijaya di Tanah Rejang begitu juga dengan urusan yang lainnya sehingga bisa membangun suatu daerah dengan baik. 

Seperti daerah Lawang Agung (pintu agung) di Sindang Beliti Ulu, Rejang Lebong. 

Utusan Sriwijaya selalu mengajarkan untuk menjaga alam,  saling menghormati dan berjuang  dengan kesungguhan hingga rela berkorban untuk Kebangsaan yang dicinta.  

Bila ditelusuri dari berbagai sumber Sriwijaya ada di Tanah Rejang dengan situs Menhir Rimba di Lawang Agung, adanya Batu  Dewa,  Batu  Panco atau situs lainnya yang menunjukkan keberadaan Sriwijaya.

BACA JUGA:Hanum Mega Pamer Omset Rp 1 Miliar, Suami Selingkuh Auto Nyesel, Ini 4 Sumber Cuannya

Seperti keberadaan Sriwijaya di daerah Palembang, Lampu dan Jambi dan daerah di negara Asia Tenggara.  

Kesungguhan dan Keihklasan adalah sikap moderat untuk menunjukkan kecintaan kepada bangsa dan negara. Seperti yang dilakukan oleh setiap utusan-utusan Sriwijaya di daerah-daerah di wilayah kekuasaannya.

Menghormati, sikap adil, tidak melakukan tindakan kekerasan dan peperangan untuk berebut   kekuasaan, munculnya peperangan adalah tindakan tidak kemanusiaan. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: