Puasa Arafah Bareng Arab Saudi Diperbolehkan, Kalau Ikut Pemerintah, Begini Pendapat Buya Yahya

Puasa Arafah Bareng Arab Saudi Diperbolehkan, Kalau Ikut Pemerintah, Begini Pendapat Buya Yahya

Secara umum, kata Buya Yahya, pendapat Imam Syafii memerintahkan umat Muslim agar patuh mengikuti keputusan penguasa atau pemerintah.-Dokumen-disway/DNN

BACA JUGA:Ingin Dosa Bertahun-tahun Terhapus? Ustadz Abdul Somad Ajak Amalkan Amalan Tanggal 9 dan 10 Zulhijah

Menurutnya masalah ini sangat penting untuk dipecah agar umat Islam khususnya di Indonesia tidak kebingungan.

Awalnya Ustaz lulus S2 Islamic Call Collage, Tripoli, Libya ini membawakan sepenggal Hadist riwayat Muslim nomor 1162 terkait pelaksanaan puasa Arafah dan keutamaannya.

"Hadist Muslim nomor 1162 dari Abu Qatadah Al Ansori, Dari Abu Qotadah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda; صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ

"Dari Abu Qatadah semoga Allah berikan ridho pada beliau menyampaikan, Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam pernah ditanya tentang puasa di hari 'Arafah.

BACA JUGA:Ketahui! Bagian Hewan Kurban Ini Sunnah Dimakan Saat Idul Adha, Banyak Berkahnya!

"Hari arofah itu tanggal berapa? 9. Ingat ya, suka agak keliru, sebagian orang mengatakan shoum arofah. Kalau cuma disebutkan, Nabi mengatakan syiam Arafah, puasa arofah," ujar UAH.

Kata UAH, jika pemahamannya merujuk kepada momentum, maka puasa Arafah bertetapan jemaah Haji wukuf di Arafah, Mekkah.

"Arafah itu menunjuk pada momentumnya, ya momentum orang wukuf. Jadi kalau bahasanya puasa 'arofah, maka gak ada penafsiran.

"Semua di seluruh negeri ini harus berpuasa bersamaan dengan orang wukuf. Jadi gak usah ada penafsiran.

BACA JUGA:Wajib Tahu! ini 4 Kategori Hewan Kurban yang Tidak Sah Dikurbankan

"Jadi begitu di Saudi wukuf sekarang, kita ikut puasanya di hari itu. Jelas ya, itu kalau tidak menggunakan 'Yaum'," terangnya.

Tetapi kata Ustaz Adi Hidayat, pemahaman dari sabda Nabi Muhammad tersebut dinilai kurang tepat.

Sebab, perkataan Nabi Muhammad bukan mengarah kepada momentum, melainkan waktu pelaksanaannya.

"Tapi kalau menggunakan 'Yaum', Yaum itu disebut 'Dzor fuzzaman, ya. Huruf yang melekatkan sesuatu pada waktunya, bukan momentumnya, menunjuk pada waktu, ya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: