Kok Penis di Patung Yunani Berukuran Kecil Ya? Apakah Salah 'Cetak'? Simak Penjelasannya..

Kok Penis di Patung Yunani Berukuran Kecil Ya? Apakah Salah 'Cetak'? Simak Penjelasannya..

Patung Atlas.-twitter.com/nctzenbase-

Ketelanjangan adalah kostum yang digunakan oleh seniman untuk menggambarkan berbagai peran pria. Mulai dari kepahlawanan dan status hingga kekalahan.

Mengenai mengapa ukuran kelamin di patung-patung Yunani dianggap berukuran terlalu kecil ketimbang sewajarnya, Dosen sejarah seni di Middlesex University, Peter Webb, menjelaskannya.

"Saat meneliti buku saya, The Erotic Arts, saya mengajukan izin untuk memeriksa berbagai koleksi erotika yang dibatasi di British Museum," tulisnya sebagaimana melansir IFL Science.

"Di Departemen Yunani dan Romawi saya diperlihatkan Museum Secretum, dan di antara barang-barang yang menarik adalah pilihan lingga marmer. Saya diberi tahu bahwa ini telah dihapus dari patung klasik oleh kurator abad ke-19 agar cocok untuk pameran umum," ujarnya.

BACA JUGA:Sembelit, Atasi Secara Cepat dan Alami. Begini Caranya!

BACA JUGA:Passing Grade PPPK Guru 2022, Agar Lolos Seleksi, Cek di Sini

Webb dengan murah hati menawarkan untuk mengembalikan penis kepada patung-patung tersebut, tetapi ditolak. Dia melihat adanya perbedaan aturan antar negara yang melatarbelakangi penolakan itu.

Beberapa patung di sejumlah negara diberikan penutup pada area sensitif mereka agar layak dipamerkan. Namun, ada juga yang memilih membolongkan area tersebut.

Patung memiliki caranya tersendiri dalam menampilkan sebuah seni. Dalam setiap kebudayaan, patung yang dihasilkan pun memiliki ciri khas yang berbeda-beda.

"Yunani Kuno adalah budaya yang sangat maskulin," kata fotografer Ingrid Berthon-Moine, yang menciptakan serangkaian gambar testis patung kuno, kepada Hyperallergic.

BACA JUGA:Bahaya! Akun Facebook Wali Kota Lubuklinggau Prana Putra Sohe Diretas, Kalau Dihubungi Jangan Percaya

BACA JUGA:Niat Baik Mahasiswa di Lubuklinggau Dibalas Kejahatan Temannya, Untung Ada Macan Linggau

"Mereka menyukai alat kelamin yang 'kecil dan kencang', bukan organ seks yang besar, untuk menunjukkan pengendalian diri laki-laki dalam hal seksualitas," ucapnya.

Sejarawan seni Ellen Oredsson menambahkan pada topik yang sama bahwa orang dengan penis yang lebih besar dianggap 'bodoh, bernafsu, dan jelek'. Sementara itu, dramawan Yunani Kuno Aristophanes menulis tentang ciri-ciri pria ideal sebagai 'dada yang berkilau, kulit cerah, bahu lebar, lidah kecil, bokong kuat, dan zakar kecil'.*

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: