Cerita Para Penumpang Lion Air yang Mesin Terbakar Asal Sumsel, Bersyukur Dapat Kesempatan Hidup Kedua
Fatia Fahmida (kanan) dan anaknya M Syahrul Fahrezi--
BACA JUGA:Viral, Video Tiktok Seorang Gadis Nekat Telanjang Bulat, Diduga Warga Ogan Ilir
“Tapi kami khawatir karena si dedek (anak bungsu, red) mau sekolah,” sebutnya.
Setelah berbagai pertimbangan, akhirnya dia bersama suami dan anak bungsunya memutuskan pulang Rabu 26 Oktiber 2022.
Tiket pun dipesankan oleh dua anaknya yang tinggal di Ibu Kota. Satu profesinya konsultan Pertamina. Satu lagi karyawan PT PLN.
Karenanya, Fatia dan sang suami diminta menikmati hari tua, tanpa perlu kerja keras lagi seperti saat muda oleh anak-anaknya.
BACA JUGA:5 Kampus Negeri dengan Biaya Termurah, Sumsel Tak Masuk
Tiket dipesan, dapat pesawat Lion JT-330. Di hari insiden terjadi, pesawat dijadwalkan terbang pukul 11.30 WIB.
Tapi mengalami dua kali delay, yakni pukul 15.10 WIB dan 16.20 WIB. Akhirnya baru mengudara pukul 17.13 WIB.
Setelah boarding, mereka bersama para penumpang lain pun naik ke pesawat. Proses lepas landas pun berjalan lancar.
“Rasanya tidak sampai 5 menit terbang, penumpang di kiri melihat ada api. Semua jadi panik,” bebernya.
BACA JUGA:Santri Ponpes Dianiaya Sesama Santri di Banyuasin, Berbuntut Laporan Polisi
Tak lama kemudian, pilot pun memberikan pengumuman bahwa pesawat akan kembali ke Bandara Soekarno Hatta (Soetta). “Disampaikan kalau ada kendala teknis,” sebut Fatia.
Sementara, penumpang yang panik usai melihat api berusaha ditenangkan pramugari.
Begitu juga para penumpang lain. Ada yang menangis. Fatia sendiri sudah pasrah. Dia tak berhenti berzikir dan membaca ayat-ayat suci Alquran sembari terus berdoa akan bisa mendarat dengan selamat.
“Jadi suasana di dalam pesawat berusaha ditenangkan, seperti tidak terjadi apa-apa. Ada juga penumpang yang tidur, tidak tahu kalau ada insiden itu,” bebernya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: koran.sumeks.co