Meskipun Kakaknya Petinggi PKI, Jendral ini Tetap Diculik

Meskipun Kakaknya Petinggi PKI, Jendral ini Tetap Diculik

Kolase foto Letjen S Parman dan kakaknya Sakirman--

JAKARTA, LINGGAUPOS.CO.ID Setiap 30 September akan selalu dikenang peristiwa Gerakan 30 September PKI (G30S PKI). Yakni peristiwa penculikan para jendral oleh Partai Komunis Indonesia (PKI).

Salah satu jendral yang diculik dan dibunuh adalah Siswondo Parman. Pejuang yang lebih dikenal dengan nama S. Parman mendapatkan gelar Letnan Jenderal Anumerta. Ia dimakamkan di TMP Kalibata, Jakarta.

Letjen Siswondo Parman lahir pada 4 Agustus 1918 di Wonosobo, Jawa Tengah.

S Parman lulus dari sekolah tinggi di kota Yogyakarta (AMS-B) pada 1940 melanjutkan masuk sekolah kedokteran, tapi harus berhenti di tengan jalan, ketika Jepang menyerang.

BACA JUGA:Ledakan di Asrama Polisi Sukoharjo, Begini Penyebabnya, Sudah Ada yang Ditangkap

Pada masa pendudukan Jepang S. Parman bekerja pada Jawatan Kenpeitai. Dia pernah ditangkap, karena dicurigai Jepang namun akhirnya dilepas kembali.

Namun, siapa yang meyangka jika salah satu kerabat kandung Letjen Siswondo Parman, jenderal yang menjadi korban G30S PKI merupakan salah satu petinggi di Partai Komunis Indonesia.

Ia adalah Sakirman, kakak kandung sang Jenderal.

Dilansir dari Ensiklopedia Pahlawan Nasional serta arsip Okezone, dapat dilihat bahwa S. Parman dikenal sebagai jenderal yang cerdas yang juga sebagai adik dari petinggi PKI.

BACA JUGA:Es Teh Indonesia Somasi Konsumen Usai Kritik Minuman Terlalu Manis

Dirinya bahkan dikirim ke Jepang untuk memperdalam ilmu intelijen pada Kenpei Kasya Butai.

Setelah Proklamasi Kemerdekaan ia masuk Tentara Keamanan Rakyat (TKR), kemudian diangkat sebagai Kepala Staf Markas Besar Palisi Tentara di Yogyakarta.

Pada Desember 1949 S. Parman diangkat sebagai Kepala Staf Gubernur Militer Jakarta Raya, Kemudian menjadi Kepala Staf G dan mendapat tugas belajar pada Military Police School di Amerika Serikat tahun 1951, kembali ke tanah air dengan tugas di Kementerian Pertahanan.

Berada di lingkaran anti-PKI, sikap S. Parman kerap dipertanyakan, lantaran sang kakak, Ir. Sakirman merupakan anggota Politbiro PKI.

BACA JUGA:Simak, Ini Cara Kerja ETLE Mobile on Board, Hand Held dan Aplikasinya

Sakirman juga merupakan pemimpin laskar rakyat bersenjata sayap kiri di Jawa Tengah.

Terlepas dari statusnya sebagai adik dari petinggi PKI, S. Parman merupakan salah satu jenderal paling disegani.

Kemampuan intelejensi S. Parman yang mumpuni membuatnya sangat diandalkan dalam berbagai gerakan perlawanan terhadap PKI.

Tahun 1959, S. Parman kembali diangkat sebagai Atase Militer Rl di London dan 5 tahun kemudian ditugaskan sebagai Asisten I Menteri/Panglima Angkatan Darat dengan pangkat mayor jenderal.

BACA JUGA:Viral, Emak-Emak Pakai Sapu Ijuk Bubarkan Pelajar Mau Tawuran

Sebagai perwira intelijen yang berpengalaman S. Parman banyak mengetahui usaha-usaha pemberontakan PKl untuk membentuk Angkatan Kelima.

Pada 1 Oktober 1965 dinihari Mayor Jenderal S. Parman diculik oleh gerombolan PKI dan dibunuh.

Mayatnya ditemukan di Daerah Lubang Buaya kemudian dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta. (*)

Artikel ini sudah tayang di sumeks.co dengan judul: Kakaknya Petinggi PKI, Sang Letjen Anumerta Jadi Korban Peristiwa G30S PKI

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: sumeks.co