Sejarah G30S PKI, yang Tidak Akan Terhapus Oleh Waktu, Simak Kronologinya Berikut ini
Sejarah G30S PKI, yang Tidak Akan Terhapus Oleh Waktu, Simak Kronologinya Berikut ini--
LINGGAUPOS.CO.ID - Sejarah G30S PKI yang akan selalu diingat, simak sejarah lengkapnya beserta kronologi G30S PKI, berikut ini.
G30S PKI atau Gerakan 30 September merupakan bagian yang tidak terlepas dari sejarah Indonesia. Peristiwa itu terjadi tepat pada 30 September dan dilancarkan oleh Partai Komunis Indonesia (PKI)
PKI adalah salah satu partai tertua dan terbesar yang ada di Indonesia. Anggota PKI terdiri dari kalangan intelektual, buruh, hingga petani.
Bahkan, pada pemilu 1955, PKI berhasil meraih 16,4 persen suara dan menempati posisi keempat di bawah PNI, Masyumi, dan NU. Berikut sejarah berdirinya PKI.
BACA JUGA:Harus Tau Tokoh Penting yang Terlibat dalam G30S/PKI dan Korban
Sejarah Berdirinya PKI
Berdasarkan pada buku Sejarah untuk kelas XII oleh Nana Supriatna, PKI awalnya merupakan partai kecil berhaluan kiri yang didirikan oleh tokoh Sosialis Belanda, Hendricus Josephus Franciscus Marie Sneevliet atau dikenal dengan Henk Sneevliet.
Partai itu bernama Indische Sociaal Democratische Vereeniging (ISDV). ISDV menyusup ke partai-partai lokal baik besar maupun kecil.
Seperti Sarekat Islam (SI), dimana terdapat tokoh besar seperti Semaoen dan Darsono. Kemudian pada tahun 1920-an, ISDV kemudian mengilhami lahirnya PKI dengan Semaoen sebagai ketua dan Darson menjadi wakilnya.
BACA JUGA:Mengenang Sejarah Pahitnya Kronologi Lubang Buaya G30S PKI
Lalu, bagaimana PKI akhirnya bisa menorehkan sejarah G30S PKI di Indonesia, simak kisah selanjutnya berikut ini.
Sejarah G30S PKI Lengkap dengan Kronologinya
G30S PKI terjadi pada tahun 1965 dan dimotori oleh Dipa Nusantara Aidit atau DN Aidit, pemimpin terakhir PKI.
Menurut, buku Api Sejarah 2 oleh Ahmad Mansur Suryanegara, menurut Arnold C. brackman, DN Aidit mendukung konsep Khrushchev, yakni “if everything depends on the communist, we would follow the peaceful way (bila segalanya bergantung pada komunis, kita harus mengikuti dengan cara perdamaian).”
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: