Cerita Lengkap Pegawai CV SMS yang Jadi Korban Perampokan di Jalinsum Musi Rawas

Cerita Lengkap Pegawai CV SMS yang Jadi Korban Perampokan di Jalinsum Musi Rawas

Mobil yang dikendarai pegawai CV SMS saat dirampok. INZET: Kayu balok yang dipakai perampok untuk menghadang mobil di Jalinsum--

BACA JUGA:BREAKING NEWS: 7 Perampok Hadang Mobil di Jalinsum Musi Rawas

Ia menambahkan, dalam jual beli sawit yang mereka lakukan, nantinya setiap mobil petani yang jual ke pabrik mengambil uangnya ke mereka. 

“Karena pelanggan kami jauh dari kota tidak bisa ditransfer melalui ATM, sehingga harus dengan uang cash dan kami yang mengantarnya. Tugas saya di sini sebagai kasir dan Alfian supirnya sekaligus karyawan,” jelasnya. 

“Saya gabung di sini juga ikut Alfian sebelumnya karena masih sepupu. Saya bersama istri tinggal di Kelurahan Ketuan, Kecamatan Lubuklinggau Selatan 2 sementara orang tua saya di Kelurahan Jawa Kanan SS,” jelasnya lagi.

Ia pun kembali menceritakan, awal kejadian, Senin 19 September 2022 sekira pukul 05.30 WIB ia berangkat dari rumah Alfian di Kelurahan Ulak Surung, Kecamatan Lubuklinggau Utara II.

BACA JUGA:Ini Pengakuan Dua Orang Pembobol Kartu ATM di Lubuklinggau

Mengedarai Mobil Toyota Calya  BD 1754 NE  niatnya ke PT SNI Empat Lawang. 

Hanya saja, sebelum ke PT SNI untuk membayar sawit ke petani, mereka sempat mampir ke CV SMS   Desa Petunang  untuk pengambilan dana untuk pembayaran.

“Setelah itu berangkatlah kami ke Muara Saling, namun naas pada hari itu ada kayu yang melintang, tepatnya di Desa Batu Bandung, Kecamatan TPK, Kabupaten Musi Rawas,” kata Hendri.

“Dan dijalan ada orang yang sedang atur lalulintas. Kami lihat ada mobil dari arah Tebing Tinggi Empat Lawang hendak ke Lubuklinggau disuruh mundur. Lalu kendaraan  dari arah Lubuklinggau menuju Empat Lawang  juga disuruh mundur,” cerita Hendri.

BACA JUGA:Pakaiannya Rapi, Berada di Seputaran ATM, Begitu Modus Pelaku Pembobolan ATM di Lubuklinggau

“Kami kira ada lakalantas  sehingga kami masih terus maju. Ketika maju itulah ternyata orang yang mengatur lalulintas tadi pelaku utamanya sedang memegang senpi, sehingga  kami tidak siap lagi kalau saat mereka nodong, sebelumnya mereka  tidak mengeluarkan senpi, namun setelah kami dekat pelaku tersebut mengeluarkan senpi,” cerita Hendri.

Hal ini membuat Hendri dan Alfian gelabakan, sementara di depan dan belakang mobil sudah dipasang balok kayu yang besar  ukuran kaleng Konguan, sehingga  mereka tidak bisa melintas.

“Kalau kita terabas resiko mati ditembak pelaku, karena senpi sudah mengarah  dekat kaca. Kami buka pintu karena terpaksa diancam dengan senpi, meskipun sempat tidak mau turunkan kaca, namun tersangka tetap memaksa  dengan memecah kaca bagian tengah sebelah kanan menggunakan balok,” tegasnya.

Saat kejadian Hendri duduk di depan sebelah kiri supir dan Alfian betugas sebagai supir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: