BACA JUGA:Mengenal Sosok Raden Dewi Sartika, Pahlawan Pendiri Sekolah Wanita Pertama, Begini Kisahnya
Atas jasa-jasanya, ia mendapatkan penghargaan Bintang Gerilya, Lencana Gerakan Operasi Militer I dan II, serta Bintang Mahaputra.
Ia kemudian dianugerahi sebagai Pahlawan Nasional Indonesia berdasarkan Keputusan Presiden pada 2007.
Ia menghabiskan waktu di Palembang sebagai dokter hingga akhir hayatnya pada 23 Desember 1968.
Namanya kemudian diabadikan menjadi nama rumah sakit yaitu Rumah Sakit dr. AK Gani dan Museum AK Gani.
BACA JUGA:Kisah Pahlawan Wanita Andi Depu, Nyaris Dipenggal Tentara Belanda Demi Pertahankan Merah Putih
3. AM Thalib
AM Thalib (kiri)--
AM Thalib adalah salah satu pejuang yang ikut berperang melawan Belanda saat Agresi Militer II pada 1948.
Ia juga menolak ajakan Dewan Banteng untuk memutuskan hubungan dengan pemerintah pusat.
Di umurnya yang ke-17, ia sudah menjabat sebagai Wakil Ketua Pemuda Sumber Karesidenan Palembang pada tahun 1939.
BACA JUGA:Mengenal Lebih Jauh Sosok RA Kartini, Pahlawan Pejuang Kaum Wanita, Begini Perjalanan Hidupnya
Pada saat yang sama, dirinya juga menjadi anggota direksi Koperasi Setia yang merupakan koperasi terbesar di Palembang.
Menurut akun resmi Kesultanan Palembang Darussalam, pejuang kelahiran 23 Februari 1922 tersebut juga menjejakkan kaki di dunia politik.
Ia pernah menjadi anggota Gabungan Partai Politik Indonesia (GAPI) serta Sekretaris Majelis Daerah dan Wakil Ketua Partai Parindra pada tahun 1939-1942.
AM Thalib kemudian beralih ke dunia jurnalistik pada tahun 1942-1944. Ia didapuk menjadi Redaktur Surat Kabar Sinar Matahari dan Majalah Fajar Menyingsing di Palembang.