Bahkan bersama dan pasukannya berhasil memukul mundur Inggris (1812-1816) dan Belanda selama tiga kali penyerangan pada 1819.
Salah satu perlawanan yang paling terkenal adalah Perang Menteng (1819).
Perang melawan Belanda tersebut berhasil dimenangkan oleh pasukan Palembang di bawah kepemimpinannya.
BACA JUGA:KUR BRI, Jadi Pahlawan Permodalan UMKM, Begini Cara Mengajukan
Menurut laman resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, perang tersebut bermula setelah disahkannya Konvensi London.
Saat itu, Inggris Britania harus menyerahkan kembali kedudukannya di Indonesia kepada Belanda, termasuk Palembang.
Belanda kemudian mengangkat HW Muntinghe sebagai komisaris di Palembang.
Muntinghe kemudian mendamaikan Sultan Mahmud Badaruddin II dan Husin Diauddin yang pernah bersekutu dengan inggris.
BACA JUGA:Biografi Soepomo: Pahlawan Nasional yang Merancang Undang-Undang Dasar 1945
Sultan Mahmud Badaruddin akhirnya kembali naik tahta pada 7 Juni 1818.
Muntinghe kemudian diserang oleh pengikut setia Sultan Mahmud Badaruddin II dari Muara Rawas.
Komisaris tersebut akhirnya meminta putra mahkota sebagai jaminan kesetiaan Palembang terhadap Belanda.
Dari situ, terjadilah Perang Menteng pada tahun 12 Juni 1819 yang dimenangkan oleh Palembang. Nama Menteng sendiri diambil dari kata Muntinghe.
BACA JUGA:Biografi Hasyim Asy'ari: Pahlawan Nasional Pendiri Nahdlatul Ulama
Sultan Mahmud Badaruddin II diasingkan ke Ternate setelah kalah dari pasukan Belanda pada 3 Juli 1821.
Ia wafat pada 26 November 1852 di tanah Maluku Utara tersebut. Namanya tertulis dalam buku harian Barron van der Capellen.