Si Kumbang dari Rejang Lebong, di Musi Rawas Dijuluki Tuah Negeri, Usir Belanda dari Negeri Palinbang

Sabtu 15-07-2023,07:56 WIB
Reporter : Budi Santoso
Editor : Budi Santoso

Si Kumbang mulai mendayung rakit ditemani ayam jagonya menyusuri Sungai Kelingi. 

“Bismillahirokmanirrohim, malang mujur berlanting, Mang sampan pelampung naik timbul, seumpama batu tendam tenggelam, sambil berlayar dak ada arah tujuan, sekedar menuruti petunjuk mimpi,” demikian kalimat yang diucapkan Si Kumbang dikutip dari buku cerita rakyat Musi Rawas. 

Berlayarlah Si Kumbang mengikuti seenaknya arah air kemana mau mengalir. 

BACA JUGA:Asal Usul Desa Tanah Periuk Musi Rawas, Berawal dari Perang Saudara, Berebut Lahan Kekuasaan

Detik demi detik berganti menit, dan menit pun berganti jam, dan jam pun berganti hari. Siang, sore, malam, terus berjalan menyambut pagi.

Iktiar yang tanpa rasa lelah dan putus asa akhirnya menemukan titik terang. 

Lebih kurang pukul tujuh pagi ayam jago Si Kumbang berkokok tiada henti.

Ini berarti pertanda bahwa tempat yang dilukiskan dalam mimpinya berada disekitar ayam berkokok tersebut. 

BACA JUGA:Kesaktian Putri Silampari Musi Rawas, 1 Butir Padi untuk Makan Sekeluarga

Si Kumbang meluaskan pandanganya dan pandangannya terhenti kearah depan rakitnya.

Kala itu Si Kumbang melihat atap-atap umah yang menggambarakan suatu dusun. 

Si Kumbang juga menemukan Jamban, lalu mulai naik ke darat dan bertemu dua orang perempuan sedang mengatapi rumahnya dengan daun umbai. 

Ketika bertemu dengan dua orang perempuan itu, Si Kumbang menyapa dengan salam.

BACA JUGA:Putri Silampari Musi Rawas, Mandi di Telaga Tengah Hutan, Dirayu Bujang Tulup, Begini Kisahnya

Lantas Si Kumbang bertanya kepada perempuan tadi kemana Mamang sampai-sampai bibi dan adik mengatap rumah sendiri.

Perempuan tua tadi lentas menjawab pertanyaan Si Kumbang, kalau Mamang atau suaminya sudah mati. 

Kategori :